Everyone, irrespective of country, race or time period of birth, are born into the world burdened with three debts. A debt is an obligation arising out of what you received earlier. First debt is owed to the Divine. Second is to the Sages (rishis). Third is to one's parents. We can easily identify these debts in the human body as different divine forces nourishing and protecting it. Divine energy permeates your entire body, it is called Rasa (Divine Essence). We owe a debt of gratitude to God who not only endowed us with this precious human body but is also sustaining it. We can fully enjoy these gifts of God only when we discharge our debts to God. How? By doing righteous deeds, rendering service to other beings saturated with the same Divine, and consecrating our actions to serve society. Discharge your debts to God now, or perhaps in many future lives. Earlier we repay this debt, the sooner you realise Divinity.
Setiap orang, terlepas dari bangsa, ras, atau kurun waktu kelahiran, dilahirkan ke dunia terbebani dengan tiga hutang. Hutang adalah sebuah kewajiban yang timbul dari apa yang engkau terima sebelumnya. Hutang pertama adalah hutang kepada Tuhan. Hutang kedua adalah kepada guru suci atau para Rsi. Hutang ketiga adalah kepada orang tua. Kita dapat dengan mudah mengidentifikasi ketiga hutang ini dalam tubuh manusia sebagai kekuatan Tuhan berbeda yang memelihara dan melindunginya. Energi Tuhan meresapi seluruh tubuhmu, hal ini disebut dengan Rasa (intisari Tuhan). Kita berhutang rasa syukur kepada Tuhan yang tidak hanya memberkati kita dengan tubuh manusia yang berharga namun juga menopangnya. Kita dapat sepenuhnya menikmati karunia Tuhan ini hanya ketika kita melunasi hutang kita kepada Tuhan. Bagaimana caranya? Dengan melakukan perbuatan yang baik, melakukan pelayanan kepada yang lainnya yang diliputi oleh kualitas Tuhan yang sama, dan mengabdikan perbuatan kita untuk melayani masyarakat. Lunasi hutangmu kepada Tuhan sekarang, atau mungkin di banyak kehidupan yang akan datang. Semakin cepat kita membayar hutang ini, semakin cepat juga kita menyadari keilahian. (Divine Discourse, Oct 10, 1983)
-BABA
No comments:
Post a Comment