Sensuous pleasures are momentary
and leave a trail of pain behind. Yet most people, from the learned to the
illiterate, seek only such fleeting and unreal pleasures (preyas). Hence,
instead of seeking preyas, develop a desire for spiritual well-being (Shreyas).
Surely there is a need for some concern about physical comforts. ‘Even the body
is essential for the realisation of Dharma,’ says the scripture. The demands of
the body have to be satisfied. Society has to be served. Family
responsibilities have to be discharged. The body is the basis for all these.
But this should not be the ultimate goal of life. Together with this, there
should be the yearning for a higher Shreyas. All actions aimed at Spiritual
bliss are related to Shreyas and it is when you yearn for Shreyas, that even
preyas leads you to fulfilment.
Kesenangan
sensual hanya sesaat dan meninggalkan jejak penderitaan di belakang. Namun kebanyakan
orang, dari yang terpelajar sampai yang buta huruf, hanya mencari kesenangan
yang sesaat dan tidak nyata (preyas) seperti itu. Oleh karena itu, janganlah
hanya sekedar mencari preyas, kembangkanlah keinginan spiritual (Shreyas). Tentu
saja kita membutuhkan kenyamanan fisik. Dalam kitab suci disebutkan, "Badan
jasmani ini sangat penting untuk mewujudkan Dharma." Kebutuhan badan
jasmani harus dipenuhi. Masyarakat harus dilayani. Tanggung jawab keluarga harus
dilaksanakan. Badan jasmani adalah dasar untuk semuanya. Tetapi ini seharusnya tidak
menjadi tujuan akhir dari kehidupan. Bersama dengan ini, harus ada kerinduan untuk
Shreyas. Preyas dapat membawamu pada pemenuhan kebutuhan duniawi, dan semua
tindakan yang ditujukan untuk kebahagiaan spiritual berkaitan dengan Shreyas dan
itu adalah ketika engkau merindukan Shreyas.
-BABA
No comments:
Post a Comment