All worldly pleasures are
transient and temporary. Very often they result in sorrow and disappointment.
You often experience loss, depression and confusion and have no contentment.
Know that lack of contentment is the real loss (Asantrupto nijo nashtah). There
is no limit to desires. One feels hungry, another is thirsty. If the thirsty
man is offered water, he is not satisfied, he wants a cool drink. When he is
given a cool drink, next he wants ice cream, and so on. He is not satisfied
with anything. Realize that there is no end to desires for material things in
the world. To get rid of these desires, one must turn their mind towards God.
The purpose of human birth is to realise the inherent Divinity. That is the way
to achieve contentment and lasting bliss. God alone is the source of enduring
bliss.
Semua
kenikmatan duniawi bersifat tidak tetap dan sementara, yang seringkali mengakibatkan
kesedihan dan kekecewaan. Engkau sering mengalami kehilangan, depresi dan bingung,
serta perasaan tidak puas. Pahamilah bahwa perasaan tidak puas adalah kehilangan
yang sesungguhnya (Asantrupto nijo nashtah). Tiada batas untuk keinginan. Seseorang
merasa lapar, yang lainnya merasa haus. Jika orang yang merasa haus diberikan
air, ia tidak puas, ia ingin minuman dingin, ketika ia diberi minuman dingin,
selanjutnya ia ingin es krim, dan sebagainya. Dia tidak puas dengan apapun.
Sadarilah bahwa tidak ada akhir untuk keinginan hal-hal materi di dunia ini.
Untuk menyingkirkan keinginan, seseorang harus mengarahkan pikiran mereka pada
Tuhan. Tujuan dari kelahiran manusia adalah menyadari Divinity yang sesunguhnya
inherent dalam diri manusia. Itulah cara untuk mencapai kepuasan dan
kebahagiaan abadi. Hanya Tuhan sumber kebahagiaan abadi.
-BABA
No comments:
Post a Comment