The very
first lesson I gave when I declared My Identity at Uravakonda was:
"Maanasa Bhajare Gurucharanam, Dusthara Bhava Saagara Tharanam." That
is to say: First know that you are in this cycle of birth and death, the ocean
of worldly life (bhava saagaram); then resolve on crossing it (tharanam); then
fix on a Guru or the Name and Form of God which appeals to you; lastly, dwell
on His Glory, do bhajan, but do it with all your mind. He, who is deluded by
this relative reality is the worldly person (samsaari); he who is aware that it
is only relatively real is the spiritual practitioner (saadhaka).
Pelajaran pertama yang Aku berikan saat Aku
menyatakan Identitas-Ku di Uravakonda adalah: "Maanasa Bhajare
Gurucharanam, Dusthara Bhava Saagara Tharanam." Artinya: Pertama,
ketahuilah bahwa engkau berada dalam siklus kelahiran dan kematian, lautan
kehidupan duniawi (bhava saagaram), kemudian menyeberangi itu (tharanam);
selanjutnya fokus pada Guru atau Nama dan Wujud Tuhan yang menarik bagi-mu,
terakhir, renungkan kebesaran-Nya, lakukan bhajan, tetapi lakukanlah itu dengan
segenap batinmu. Ia, yang masih diperdaya oleh realitas relatif adalah samsaari,
sementara ia yang menyadari bahwa hal tersebut hanyalah realitas relatif adalah
praktisi spiritual (saadhaka).
-BABA
No comments:
Post a Comment