You must welcome both summer and winter, for they are both essential for the process of living. The alternation of seasons toughens and sweetens us. Birth and death are both natural events. We cannot discover the reason for either birth or death. They simply happen. Hence we must learn to welcome the field of natural ups and downs (Prakrithika). The second is the field of social equanimity: We often try to blame some person or some incident for the injury or loss we suffer but the real reason is our own karma (action). When the background of the event is known, the impact can be lessened or even negated. Hence you must welcome with equal-mindedness fame and blame, respect and ridicule, profit and loss, and such other responses and reactions from the society in which one has to grow and struggle.
Engkau harus menyambut dengan baik musim panas dan musim dingin, karena keduanya penting dalam proses kehidupan. Pergantian musim menguatkan dan membuat menjadi lebih menarik. Kelahiran dan kematian keduanya merupakan peristiwa alam. Kita tidak bisa menemukan alasan baik untuk kelahiran atau kematian. Kelahiran dan kematian terjadi secara alami. Oleh karena itu kita harus belajar untuk menyambut pasang surut (Prakrithika) yang secara alami terjadi. Yang kedua adalah ketenangan hati: Kita sering mencoba untuk menyalahkan seseorang atau beberapa kejadian untuk penderitaan atau kehilangan yang kita alami tetapi alasan sebenarnya adalah karma kita sendiri (tindakan). Ketika latar belakang kejadian ini diketahui, dampaknya dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan. Oleh karena itu engkau harus menyambut dengan pikiran yang sama antara pujian dan celaan, rasa hormat dan ejekan, laba dan rugi, dan tanggapan serta reaksi lainnya dari masyarakat di mana kita harus tumbuh dan berjuang. (Divine Discourse, Sep 7, 1985)
-BABA
No comments:
Post a Comment