People resort to vows and rites, hoping to ward off the evil that stars may bring about! But no effort is made to win the grace of God. Let the pomp and the paraphernalia of worship not be merely superficial, if they are, they will not confer lasting benefits; at best, they prevent you from using that much of time and money in harmful ways! It is the 'why' of these rites that matters, not so much the 'how’. The ‘why’ has to be the realisation of the reality of the individual, which is also the reality of the Universal! So be devoted to the Universal; be eager to become ‘That’. When you pray to God for a job, or a son, or a prize, you are devoted, not to God, but to the job, to the son or to the prize. Pray to God for God; love, because it is your nature to love. Expand your Self, take in all! Grow in Love.
Orang-orang mengambil jalan untuk ber-nazar dan melakukan ritual, berharap untuk menangkal kejahatan sehingga bisa membawa bintang! Tetapi tidak ada upaya yang dilakukan untuk memenangkan berkat Tuhan. Biarkan kemegahan dan pernak-pernik ibadah tidak hanya dangkal, jika demikian, ia tidak akan memberi manfaat yang berkelanjutan; yang terbaik, gunakanlah hal tersebut untuk mencegahmu menggunakan banyak waktu dan uang dengan cara yang berbahaya! Inilah 'mengapa' ritual-ritual ini penting, tidak begitu banyak 'bagaimana'. 'Mengapa' harus menjadi realisasi realitas individu, yang juga merupakan realitas Universal! Jadi berbhaktilah untuk Universal; berupayalah untuk menjadi 'Hal tersebut'. Ketika engkau berdoa kepada Tuhan untuk pekerjaan, atau anak, atau hadiah, engkau berbhakti bukan kepada Tuhan, tetapi untuk pekerjaan, untuk anak atau untuk hadiah. Berdoalah kepada Tuhan untuk Tuhan; untuk cinta-kasih, karena sifat sejatimu adalah mengasihi. Engkau hendaknya mengembangkan dirimu, pahamilah! Tumbuhlah dalam Cinta-Kasih. (Bhagavatha Vahini, Ch 1, “The Bhagavatha”)
-BABA
Sunday, January 4, 2015
Thought for the Day - 4th January 2015 (Sunday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment