In ancient times, sages who performed severe penance to realise the Ultimate Reality, experienced Him and declared that the Supreme Lord is beyond Tamas. This means, to experience the Lord we must get rid of our Tamo-guna (the darkness of ignorance). The Lord is beyond the veil of Tamas. When the veil is removed, the Lord can be seen. If one is filled with Tamo-guna from head to foot, how can they experience God? You have a mountain of desires in your heart; you offer a petty coconut to the Lord! Is this love? Is this devotion? No! It is not the way to pray to the Lord. To seek a favour is not prayer at all. On the contrary, the person filled with selfless love will accomplish anything in life, and is ever ready to make any sacrifice. You are God. Get rid of your body consciousness, and you will realise your Divinity. Develop the qualities of love and sacrifice.
Pada zaman dahulu, orang bijak melakukan pertapaan yang berat untuk mewujudkan Realitas Terakhir, mengalami Beliau dan menyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa berada di luar Tamas. Ini berarti, untuk mengalami Tuhan kita harus menyingkirkan sifat Tamo-guna (kegelapan kebodohan) kita. Tuhan berada di luar selubung Tamas. Ketika selubung ini dihilangkan, maka Tuhan dapat dilihat. Jika seseorang diisi dengan Tamo-guna dari kepala sampai kaki, bagaimana mereka bisa mengalami Tuhan? Engkau memiliki gunung keinginan dalam hatimu; engkau mempersembahkan kelapa kecil untuk Tuhan! Inikah cinta-kasih? Inikah pengabdian? Tidak! Ini bukanlah cara untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mencari kebaikan sama sekali bukan dengan cara berdoa. Sebaliknya, orang yang penuh dengan cinta-kasih yang tanpa pamrih akan mencapai apa pun dalam hidup, dan selalu siap berkorban apapun. Engkau adalah (perwujudan) Tuhan. Singkirkanlah kesadaran badan jasmanimu, maka engkau akan menyadari Divinity-mu. Kembangkanlah kualitas cinta-kasih dan pengorbanan. (Divine Discourse, 1 Jun 1970)
-BABA
No comments:
Post a Comment