There is no special membership that entitles you to a Divine Life. Every struggle to realise the unity behind all the multiplicity is a step on the path of Divine Life. You have to churn the milk if you wish to separate and identify the butter that is immanent in it. So too, you must carry on certain processes of thought and action in order to get to the hard core of faith that this world is false; it is a funny mixture of real and unreal (Sathyam and Asathyam). To lead a Divine Life, you cannot permit the presence of the slightest dross in character or delusion in intellect. People dedicated to it must exemplify this by precept and practice. Wipe out the root causes of anxiety, fear and ignorance. Then your true personality will shine forth. Anxiety is removed by faith in the Lord; the faith that tells you that whatever happens is for the best and that the Lord's Will be done.
Tidak ada keanggotaan khusus yang memberikan engkau nama sebagai seseorang yang menjalani kehidupan Ilahi. Setiap perjuangan untuk mewujudkan kesatuan di balik semua multiplisitas adalah langkah di jalan Ilahi. Engkau harus mengaduk susu jika engkau ingin memisahkan dan mengidentifikasi mentega yang imanen di dalamnya. Demikian juga, engkau harus melakukan proses tertentu pemikiran dan tindakan agar sampai ke inti yang dalam keyakinan bahwa dunia ini adalah palsu; dunia merupakan perpaduan antara yang nyata dan tidak nyata (Sathyam dan Asathyam). Untuk menjalani kehidupan Ilahi, engkau tidak boleh mengizinkan kehadiran sampah sekecil apapun dalam karakter atau delusi dalam intelek. Orang yang berdedikasi untuk itu harus memberikan contoh ini dengan ajaran dan praktik. Hapuslah akar penyebab kecemasan, ketakutan, dan kebodohan, maka kepribadian sejati-mu akan bersinar. Kecemasan dihilangkan dengan keyakinan kepada Tuhan; keyakinan yang memberitahukan kepadamu bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik dan kehendak Tuhan pasti terjadi. (Divine Discourse, April 1957, Venkatagiri)
-BABA
No comments:
Post a Comment