Many people slander image worship, but its basis is really one’s capacity to see the macrocosm in the microcosm. The value of image worship is testified by experience; it doesn’t depend on one’s imaginative faculty. What is found in the form of the Lord (Virat-swarupa) is also found, undiminished and unalloyed, in the image form (Swarupa). Images serve the same purpose as metaphors and similes in poetry. They illustrate, amplify, and clarify. Joy comes not through the shape of things but through the relationship established. Not any child but her child makes the mother happy. So it is with each one and all things! With each and every thing in the universe, if one establishes that kinship, that Godly love (Iswara prema), then truly an overpowering joy can be experienced! Only those who have felt it can understand.
Banyak orang memfitnah gambar Tuhan, tetapi dasar sebenarnya kemampuan seseorang untuk melihat makrokosmos dalam mikrokosmos. Nilai dari gambar Tuhan memberi kesaksian dengan pengalaman; tidak tergantung pada kemampuan imajinatif seseorang. Apa yang ditemukan dalam wujud Tuhan (Virat-swarupa) juga ditemukan berkurang dalam wujud gambar (Swarupa). Gambar memberikan tujuan yang sama sebagai metafora dan kiasan dalam puisi. Mereka menggambarkan, memperkuat, dan mengklarifikasi. Suka cita datang tidak melalui wujud sesuatu tetapi melalui hubungan yang mantap. Tidak sembarang anaknya tetapi anaknya membuat ibu bahagia. Jadi tiap orang dan segalanya! Dengan masing-masing dan segala sesuatu di alam semesta, jika seseorang menetapkan kekerabatan pada cinta-kasih Tuhan (Iswara prema), maka sukacita yang kuat benar-benar dapat dialami! Hanya mereka yang telah merasakannya bisa memahaminya [Prema Vahini, Ch. 20]
-BABA
No comments:
Post a Comment