In dealing with devotees, the Lord has to maintain a balance. Here is an example from the life of Ramakrishna Paramahamsa. In olden times or the present, there are always some people who indulge in calumny against good men. Once, two of his disciples experienced some villagers abusing the noble sage in two different incidents. In response, Brahmananda, a young gentle devotee, shed tears. Vivekananda retorted and threatened the villagers. Sage Ramakrishna disagreed with both their actions! Explaining, he taught, "There are four tyres for a car. The pressure in the front tyre and rear tyres must be as prescribed. If there is excessive pressure in some tyres, it should be reduced. If some tyres have low pressure, they have to be inflated. Only then the car will run smoothly. Vivekananda suffers from excessive pressure; he requires to be deflated. Brahmananda is too weak, so he has to be inflated."
Dalam berurusan dengan para bhakta, Tuhan harus menjaga keseimbangan. Berikut adalah contoh dari kehidupan Ramakrishna Paramahamsa. Pada zaman dahulu atau sekarang, selalu ada beberapa orang yang memfitnah orang yang baik. Suatu ketika, dua orang muridnya mengalami beberapa penduduk desa memaki Sri Ramakrishna dalam dua insiden yang berbeda. Dalam menanggapi, Brahmananda, seorang bhakta muda yang lembut, meneteskan air mata. Vivekananda membalas dan mengancam penduduk desa. Sri Ramakrishna tidak setuju dengan kedua tindakan mereka! Beliau kemudian mengajarkan, "Ada empat ban untuk mobil. Tekanan di ban depan dan ban belakang harus seperti yang ditentukan. Jika ada tekanan yang berlebihan di beberapa ban, itu harus dikurangi. Jika beberapa ban memiliki tekanan yang rendah, hendaknya ditingkatkan. Hanya setelah itu, mobil akan berjalan dengan lancar. Vivekananda mengalami tekanan yang berlebihan; maka perlu dikurangi, Brahmananda terlalu lemah, sehingga perlu ditingkatkan". [Divine Discourse, “Trayee”, July 1988]
-BABA
No comments:
Post a Comment