Humans are full of love. Their hearts are springs of mercy. They are endowed with true speech. Peace is the characteristic of the human mind; it is its innate quality. There is no need to go anywhere else in search of peace. Just as gold and silver lie hidden under the earth, and pearl and coral under the sea, peace and joy lie hidden in the activities of the mind. Desirous of acquiring these hidden treasures, if one dives and turns mental activities inward, one becomes full of love. Only one who has so filled oneself with love and who lives in the light of that love can be called human. Those devoid of love are demons, monsters and subhumans. That holy quality of love will not waver in its presence; it will be ever present, without change. It is one and indivisible. Those saturated with love are incapable of spite, selfishness, injustice, wrong, and misconduct.
Manusia adalah penuh dengan cinta kasih. Hati mereka sumber mata air dari kemurahan hati. Mereka dikaruniai dengan kemampuan bicara yang benar. Kedamaian adalah ciri dan karakterisitik dari pikiran manusia dan merupakan sifat bawaannya. Tidak diperlukan lagi untuk pergi kemanapun mencari kedamaian. Sama halnya dengan emas dan perak yang tersembunyi di bawah tanah, dan permata serta karang yang tersembunyi di bawah laut. Kedamaian dan suka cita bersembunyi di balik kegiatan pikiran. Keinginan untuk mendapatkan harta karun yang tersembunyi ini maka seseorang harus menyelam dan mengarahkan semua aktifitas mentalnya ke dalam diri dan ia akan penuh dengan cinta kasih. Hanya ketika seseorang memenuhi dirinya dengan cinta kasih dan hidup dalam pelita cinta kasih, layak di sebut sebagai manusia. Bagi mereka yang sama sekali tidak memiliki cinta kasih adalah raksasa, monster, dan bukan manusia. Kualitas suci dari cinta kasih tidak akan goyah dalam kehadirannya; cinta kasih akan selalu ada tanpa adanya perubahan. Cinta kasih adalah satu dan tidak terpisahkan. Bagi mereka yang penuh dengan cinta kasih adalah mereka yang tidak bisa memiliki rasa dengki, egois, tidak adil, salah, dan jahat. (Prema Vahini, Ch 47)
-BABA
No comments:
Post a Comment