This human birth is the consequence of countless good deeds, and it should not be cast aside; the chance must be fully exploited. As the Kenopanishad says, “This present precious life should not be thrown away (Na Chath Iha Avedheen Mahathee Vinashtih)". When there are many chances of saving oneself, isn’t it a big loss if no thought is spent on ways of escape? The Kathopanishad exhorts, "Arise, awake! (Uttishthata! Jagratha!)." Those who are agitated by doubts about what to accept and what to reject, those who are blinded by illusion, and those who cannot distinguish between darkness and light, death and immortality —all these should approach great people who can show the path to understand the eternal truth, the self-illumined basis of all creation. Then both this world and heaven will be merged in the same effulgence! For the sake of this realisation, you should have deep yearning and hard, disciplined practice.
Kelahiran sebagai manusia ini adalah akibat dari kumpulan dari perbuatan baik yang tidak terhitung jumlahnya, dan seharusnya tidak disia-siakan; kesempatan lahir sebagai manusia sepenuhnya harus dimanfaatkan. Seperti yang dinyatakan dalam Kenopanishad, “Kehidupan yang berharga sekarang seharusnya tidak dicampakkan begitu saja (Na Chath Iha Avedheen Mahathee Vinashtih)". Ketika ada banyak kesempatan untuk menyelamatkan diri, bukankah merupakan sebuah kehilangan yang besar jika tidak ada pemikiran yang digunakan dalam cara untuk melepaskan diri? Kathopanishad mendesak, "Bangkit, Terjaga! (Uttishthata! Jagratha!)." Bagi mereka yang diganggu oleh keraguan tentang apa yang diterima dan apa yang ditolak, mereka yang dibutakan oleh khayalan, dan mereka yang tidak bisa membedakan antara kegelapan dan cahaya, kematian dan keabadian – mereka semuanya ini harus mendekati orang-orang yang besar yang dapat menunjukkan jalan pada pemahaman akan kebenaran yang kekal, penerangan diri adalah dasar dari semua ciptaan. Kemudian keduanya baik dunia ini dan surga akan menyatu dalam cahaya yang sama! Untuk kepentingan kesadaran ini, engkau harus memiliki kerinduan yang mendalam, menjalankan disiplin. (Prema Vahini, Ch 57)
-BABA
No comments:
Post a Comment