Uttering the truth is easy. But indulging in falsehood is a tortuous process. One has to take a lot of trouble to cover up one lie with more lies. Hence it is said: Speak the truth, speak what is pleasing, do not utter truth that is unpleasant (Sathyam brooyath; priyam brooyath; na brooyath Sathyam Apriyam). God is the embodiment of Truth. Truth is the foundation of the universe. This transcendental changeless Truth is beyond mind, speech and the categories of time and space. Vedanta has described it as ‘Ritam’. Live up to this Truth. Internalize the fact that the Lord is present in everyone. Only when you recognise the omnipresence of the Divine, will you easily experience the Divine. Hence from today give up swartha (selfishness), turn your mind towards the Supreme (Parartha), lead a life of Truth (Yadartha) and sanctify your lives. If you earn the love of God even to the slightest extent, you will experience infinite joy.
Mengucapkan kebenaran adalah mudah. Namun terlibat di dalam kebohongan adalah proses yang berliku-liku. Seseorang harus mengambil banyak masalah untuk menutupi satu kebohongan dengan banyak kebohongan lainnya. Oleh karena itu dikatakan: Berbicaralah yang benar, berbicaralah apa yang menyenangkan, jangan menyampaikan kebenaran dengan cara tidak menyenangkan (Sathyam brooyath; priyam brooyath; na brooyath Sathyam Apriyam). Tuhan adalah perwujudan dari kebenaran. Kebenaran adalah dasar dari alam semesta ini. Kebenaran yang kekal dan sangat sulit dipahami ini melampaui pikiran, perkataan, dan juga ruang dan waktu. Wedanta telah menjabarkan kebenaran ini sebagai ‘Ritam’. Berbuatlah sesuai dengan kebenaran ini. Internalisasi kenyataan bahwa Tuhan hadir dalam diri setiap orang. Hanya ketika engkau menyadari Tuhan yang ada di mana-mana, maka engkau akan dengan mudah mengalami Tuhan. Oleh karena itu mulai sekarang lepaskanlah swartha (mementingkan diri sendiri), arahkan pikiranmu pada yang tertinggi (Parartha), tuntunlah hidup pada kebenaran (Yadartha) dan sucikan hidupmu. Jika engkau bisa mendapatkan rahmat Tuhan walaupaun dalam jumlah yang sedikit maka engkau akan mengalami suka cita yang tidak terhingga. (Divine Discourse, 15-Sep-1988)
-BABA
No comments:
Post a Comment