To be free is your birthright! When you guide your steps along the path illumined by the universal unbound dharma you will become really free; if you stray away from the light, you will get bound. What you call ‘freedom’ is a certain type of bondage. Genuine freedom is obtained only when delusion is absent, when there is no identification with the body and senses, and no servitude to the objective world. People who have escaped from this servitude and achieved freedom in the genuine sense are very few in number. Bondage lies in every act done with the consciousness of the body as the Self, for one is then the play thing of the senses. Only those who have escaped this fate are free; this ‘Freedom’ is the ideal stage to which dharma leads. With this stage constantly in mind, one who engages in the activity of living, can become a liberated person (muktha-purusha).
Untuk menjadi bebas adalah hak dari kelahiranmu! Ketika engkau menuntun langkahmu sepanjang jalan yang diterangi dengan dharma yang tidak terikat maka engkau akan menjadi benar-benar bebas; jika engkau berjalan menyimpang dari cahaya maka engkau akan terikat. Apa yang engkau sebut dengan ‘kebebasan’ adalah bentuk tertentu dari keterikatan. Kebebasan yang sejati hanya bisa didapat ketika tidak adanya khayalan yaitu ketika tidak ada identifikasi lagi dengan badan dan indria dan tidak ada perbudakan pada duniawi. Mereka yang telah bisa melepaskan diri dari perbudakan ini dan mencapai kebebasan dalam arti yang sesungguhnya hanya sedikit jumlahnya. Keterikatan terdapat dalam setiap perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran badan sebagai sang diri yang sejati, untuk kemudian adalah permainan dari indria. Hanya mereka yang telah lepas dari keadaan ini adalah bebas; “kebebasan” ini adalah tahapan yang ideal dimana Dharma yang menuntun. Dengan keadaan ini selalu berada di dalam pikiran maka seseorang yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari dapat menjadi seseorang yang terbebaskan (muktha purusha). (Dharma Vahini, Ch 2)
-BABA
No comments:
Post a Comment