In this transient world, wading through joy and grief, people have a sore need of someone of their kind with whom they can communicate their feelings, share their discoveries and depressions, their moments of bliss and sorrow;someone to be by their side while trekking the hard road to truth and peace. However, friendship and friends today are far from the ideal. Friends who can confer real counsel, comfort and consolation are rarely found. If friendship must last then heart must understand heart, heart must be drawn to heart. Friendship must bind two hearts and affect both of them beneficially, whatever be the circumstance - loss or gain, pain or pleasure, good fortune or bad. The bond must survive all the blows of fate and be unaffected by time, place and situation. The trust and honour of each is in the safekeeping of the other.
Mengarungi dunia yang sementara ini melalui suka cita dan kesedihan, manusia sangat memerlukan seseorang dimana mereka bisa menyampaikan perasaan mereka, membagi penemuan dan keadaan sulit mereka, saat bahagia dan sedih mereka; seseorang yang ada di samping mereka ketika melakukan perjalanan yang sulit menuju pada kebenaran dan kedamaian. Bagaimanapun juga, persahabatan dan teman pada saat sekarang, jauh dari ideal persahabatan. Teman yang dapat memberikan nasehat nyata, kenyamanan, dan penghiburan, jarang ditemukan. Jika persahabatan harus bertahan maka hati harus mengerti hati, hati harus ditarik ke hati. Persahabatan harus mengikat dua hati dan memberikan pengaruh baik bagi keduanya apapun keadaan yang mungkin terjadi – baik kehilangan atau keuntungan, kepedihan atau kesenangan, keberuntungan atau kesialan. Ikatan ini harus bertahan dari semua bentuk keadaan dan tidak terpengaruh oleh waktu, tempat dan keadaan. Kepercayaan dan saling menghargai satu dengan yang lainnya adalah menjaga dengan aman satu dengan yang lain. (Divine Discourse, 24-May-1973)
-BABA
No comments:
Post a Comment