Monday, September 7, 2015

Thought for the Day - 6th September 2015 (Sunday)

The heart must yearn for His voice, His form, His flute, His smile, His sport and His pranks. That is the tapas (penance) which is rewarded by His grace. The yearning must be so deep that all body consciousness is lost, the senses are ineffective, and the mind is inactive, the intelligence is at a standstill, and all ideas of duality disappear. The individual sees before him only step after step of Aananda leading him to the highest bliss of merging in the Lord. The culture of Bharath has marked out the guidelines for achieving this bliss. This bliss is the consummation of all sweetness, all the joy, and all the fulfilment derived from all the highest desires. But yet man is struggling to achieve petty things, paltry joys and low desires. When you seek God, you must not be misled into by-paths and mirages. The seeker after gold must cast away brass and other yellow metals which may distract or at times even destroy him.

Hati harus merindukan suara-Nya, wujud-Nya, seruling-Nya, senyum-Nya, senda gurau-Nya, dan permainan-Nya. Inilah yang disebut dengan tapa (penebusan dosa) yang akan diberkati dengan rahmat-Nya. Kerinduan harusnya begitu mendalam dimana seluruh kesadaran badan hilang, indria menjadi tidak bekerja, dan pikiran menjadi tidak aktif, kecerdasan menjadi berhenti sama sekali, dan semua gagasan dualitas menjadi sirna. Sang diri hanya melihat di depannya adalah langkah demi langkah yang menuntunnya pada kebahagiaan yang tertinggi dalam penyatuan dengan Tuhan. Kebudayaan dari Bharath (India) sudah membatasi tuntunan dalam mencapai kebahagiaan ini. Kebahagiaan ini adalah penyempurnaan dari semua rasa manis, semua suka cita, dan semua pemenuhan yang muncul dari semua keinginan yang tertinggi. Namun manusia masih terus berusaha untuk mendapatkan hal-hal yang remeh seperti: kesenangan yang tidak berharga dan keinginan rendahan. Ketika engkau mencari Tuhan, engkau seharusnya tidak tersesat ke dalam berbagai jalan dan khayalan belaka. Pencari emas harus membuang logam kuningan dan logam lainnya yang berwarna kuning yang mana dapat membingungkan atau pada waktunya bahkan dapat menghancurkannya. (Divine Discourse, 19-Aug-1968)

-BABA

No comments: