Many argue about how discipline (as described in the scriptures) can result in the dawn of knowledge. Aren’t these mere bodily limitations, they ask. Knowledge can arise only by the realisation of the principle that guarantees self-realisation, they argue. But this line of thought is based on a big mistake. Through these physical regulations, traits (vasanas) are destroyed and concentration is established. One-pointedness is essential to establish spiritual wisdom firmly in the heart, and this one-pointedness can easily be gained by bodily disciplines and austerities (tapas) prescribed in the Upanishads. External control helps internal control in many ways. To succeed in external controls indeed is more difficult than to achieve success in controlling the internal! In a working car, the wheels will always follow the direction of the steering. A turn of the steering wheel in one’s hand in any direction makes the wheels of the car, which are not in your hand, move in the same direction of the steering wheel – isn’t it?
Banyak yang memperdebatkan tentang bagaimana disiplin (seperti yang dijelaskan dalam naskah suci) dapat menghasilkan penerangan batin. Bukankah semua bentuk disiplin ini hanya merupakan pembatasan jasmani, mereka bertanya. Pengetahuan hanya dapat dicapai dengan menyadari prinsip yang menjamin kesadaran diri, mereka memperdebatkan. Namun pandangan ini dilandaskan pada sebuah kesalahan yang besar. Melalui aturan yang terkait fisik, maka sifat (vasana) dihancurkan dan dapat membangun konsentrasi. Kesatuan pikiran adalah mendasar untuk membentuk kebijaksanaan spiritual yang mantap di dalam hati, dan kesatuan pikiran bisa dengan mudah didapatkan dengan disiplin pada jasmani dan pertapaan yang dijelaskan dalam Upanishad. Pengendalian lahir membantu dalam pengendalian di dalam batin dalam banyak cara. Untuk bisa berhasil dalam pengendalian lahiriah sesungguhnya adalah lebih sulit daripada untuk bisa berhasil dalam mengendalikan batin! Dalam mengemudikan mobil, roda-roda akan selalu mengikuti arah dari kemudi. Sebuah putaran kemudi yang diarahkan kemana saja oleh seseorang akan membuat roda berputar ke arah yang sama, bukan? (Prema Vahini, Ch 53)
-BABA
No comments:
Post a Comment