Saturday, January 9, 2016

Thought for the Day - 9th January 2015 (Saturday)

Humans are those who consider love as the only quality to be fostered and stay away from inferior qualities as if they are snakes. Bad conduct and bad habits distort the humanness of people. Hearts filled with the nectar of love indicate genuine humanity in people. True love is unsullied, unselfish, devoid of impurity, and continuous. The difference between human (manava) and demon (danava) is only ‘ma’ and ‘da’! The letter ‘ma’ is soft, sweet, and immortal in symbolism, while the sound ‘da’ is merciless, lawless, and burning. Are they humans who have no sweetness in them and who endeavour to suppress the craving for immortality? Theirs is the nature of demons, though the form is human! For, it is the character and not the form which is primary. Good nature is resplendent on the faces of true humans as bliss (ananda). But without that goodness, even if they are infatuated with joy, the face will indicate only the destructive fire of the demon; they won’t have the grace of spiritual bliss.


Manusia adalah mereka yang menganggap kasih sayang sebagai satu-satunya sifat yang harus dikembangkan dan menjauh dari sifat-sifat rendahan seperti jika mereka adalah ular berbisa. Tingkah laku yang tidak baik mengubah sifat welas asih dari manusia. Hati yang dipenuhi dengan nektar welas asih menunjukkan sifat manusia yang sejati. Kasih sayang yang sejati adalah tidak tercela, tidak mementingkan diri sendiri, tanpa adanya kotoran dan tidak ada hentinya. Perbedaan antara manusia (manava) dan setan (danava) hanyalah pada huruf ‘ma’ dan ‘da’! Huruf ‘ma’ adalah melambangkan lembut, manis dan kekal, sedangkan suara ‘da’ adalah tidak ada belas kasihan, anarkis, dan membakar. Apakah mereka manusia yang tidak memiliki keindahan di dalam diri mereka dan yang berusaha untuk menindas keinginan untuk keabadian? Sifat mereka ini adalah sifat setan walaupun dalam wujud manusia! Karena karakternya ini yang menentukan dan bukan wujudnya. Sifat yang baik adalah tercermin dari wajah yang bersinar cerah dari manusia yang sejati sebagai kebahagiaan (ananda). Namun tanpa adanya kebaikan, bahkan jika mereka tergila-gila akan suka cita maka wajah hanya akan menunjukkan api penghancur dari setan; mereka tidak akan memiliki rahmat kebahagiaan spiritual. (Prema Vahini, Ch 47)

-BABA

No comments: