Friday, August 19, 2016

Thought for the Day - 18th August 2016 (Thursday)

In a spiritual sphere of mental peace and inner joy, the responsibility for success or failure is entirely one’s own. You have no right to shift it on to others. The fire will go out if the fuel is over, so stop feeding it with fuel. Do not add fuel to the fire of the senses. Detach the mind from the temporary and attach it to the eternal. Plant the seedling of devotion, namely the preliminary exercise of remembering the Lord’s name (namasmarana) in the mind. That will grow into a tree with the branches of virtue, service, sacrifice, love, equanimity, fortitude, and courage. You swallow food, but you are not aware how that food is transformed into energy, intelligence, emotion, and health. In the same way, just swallow this food for the spirit, this remembrance of the Lord’s name, and watch how it gets transmuted into virtue and the rest without your being aware of it.


Dalam bidang spiritual dari kedamaian mental dan suka cita di dalam diri, yang bertanggung jawab bagi keberhasilan atau kegagalan sepenuhnya ada pada diri sendiri. Engkau tidak memiliki hak untuk mengalihkannya kepada orang lain. Api akan menyala ketika bahan bakar berlebih, jadi berhentilah memberi makan dengan bahan bakar. Jangan menambahkan bahan bakar pada api indria. Lepaskan pikiran dari hal yang bersifat sementara dan terikat pada yang bersifat kekal. Tanamlah benih bhakti, yaitu latihan permulaan mengingat nama-nama Tuhan (namasmarana) di dalam pikiran. Benih itu akan tumbuh menjadi pohon dengan dahan-dahan kebaikan, pelayanan, kasih, ketenangan hati, ketabahan, dan keberanian. Engkau menelan makanan namun engkau tidak menyadari bagaimana makanan dirubah menjadi energi, kecerdasan, emosi, dan kesehatan. Dengan cara yang sama, hanya menelan makanan ini untuk jiwa, mengingat nama Tuhan dan menyaksikan bagaimana hal ini dirubah menjadi kebaikan dan sisanya tanpa engkau menyadarinya. (Divine Discourse, Feb 27, 1961)

-BABA

No comments: