You cannot attain sukham through sukham (that is, happiness through comforts). The joy of release can be won only through travails and trials. Through intense pain a woman achieves the bliss of motherhood. Through toil, the coveted grain is earned by the farmer from the field. Through long days and nights of steady study, a student passes in the examination and earns a coveted degree. Deprive yourselves of luxury and even comfort; detach yourselves from that which you hold dear and near out of sheer ignorance of what is most dear and near to yourself; pine, struggle, strive ceaselessly - and then you are blessed with the inexpressible Bliss of merger with the Universal, of Sakshathkara. It is grief that makes joy worthwhile and a precious possession; it is the pitch-dark night that prompts the seeker of light; it is death, that lends zest to life.
Engkau tidak bisa mencapai sukham melalui sukham (yaitu mencapai kesenangan melalui kenyamanan). Suka cita bisa didapatkan melalui usaha dan percobaan. Melalui rasa sakit yang hebat maka seorang wanita mendapatkan kebahagiaan sebagai ibu. Melalui kerja keras, butir padi yang sangat diinginkan bisa didapat oleh petani di sawah. Melalui belajar siang dan malam dengan tekun maka seorang pelajar bisa lulus dalam ujian dan mendapatkan gelar sarjana yang sangat didambakannya. Melepaskan dirimu dari kemewahan dan bahkan kenyamanan; melepaskan dirimu dari yang sangat engkau sayangi disebabkan oleh kebodohan yang besar tentang apa yang paling engkau sayangi bagi dirimu sendiri; hasrat yang kuat, berjuang, berusaha keras terus menerus – dan kemudian engkau akan diberkati dengan kebahagiaan yang tidak terlukiskan dalam penyatuan dengan alam semesta, dari Sakshathkara. Adalah kesedihan yang membuat suka cita bermanfaat dan sebuah harta yang berharga; adalah karena malam yang gelap maka mendorong seseorang mencari cahaya; adalah kematian yang memberikan gairah hidup. - Divine Discourse, March 16, 1966
-BABA
No comments:
Post a Comment