People today are totally immersed in worldly concerns and do not devote any attention to the spiritual quest. It is true, involvement in worldly affairs cannot be given up totally. But all such actions can be sanctified by performing them in a spirit of dedication to the Divine. To proceed from the human condition to the Divine in man, the only practical way is the Principle of Love (Prema Tattva). From the Mahabharata take the example of the fate of Karna and the destiny of Arjuna which indicates the difference between one who does not have Divine grace and another who has the benefit of Divine grace. While Karna, who was associated with the wicked Kauravas, met with a tragic end, despite his many talents; Arjuna who was a firm devotee of the Lord, was blessed with victory. Many scriptures aptly demonstrate the power of the Lord's grace to transform the human to the state of the Divine.
Manusia saat sekarang sepenuhnya tenggelam dan peduli dengan duniawi dan tidak menyediakan perhatian sedikitpun pada pencarian spiritual. Adalah benar, keterlibatan dalam duniawi adalah tidak dapat sepenuhnya dilepaskan. Namun semua tindakan kita di dunia dapat disucikan dengan melakukan tindakan duniawi dalam semangat dedikasi kepada Tuhan. Untuk maju dari keadaan manusia menuju pada keadaan Tuhan, cara yang paling praktis adalah prinsip cinta kasih (prema tatwa). Dari Mahabharata ambilah contoh dari nasib Karna dan Arjuna yang menandakan perbedaan diantara seseorang yang tidak memiliki rahmat Tuhan dan seseorang yang mendapatkan keuntungan dari rahmat Tuhan. Ketika Karna bergaul dengan para Kaurava yang jahat menemui akhir yang tragis walaupun ia memiliki banyak bakat; sedangkan Arjuna yang bhakta yang teguh dari Tuhan diberkati dengan kemenangan. Banyak naskah suci benar-benar menunjukkan kekuatan dari rahmat Tuhan untuk merubah manusia pada tingkat Tuhan. (Divine Discourse, Aug 21, 1992)
-BABA
No comments:
Post a Comment