Once Krishna feigned that he was suffering from headache for which the cure was the application of the dust from the feet of a devotee on His head. Sage Narada sought to collect the dust from Satyabhama, Rukmini and others, whom he regarded as great devotees of the Lord. But all of them declined to give the dust from their feet because they considered it sinful to offer their dust to be placed on the Lord's head. Ultimately Narada went to the Gopikas, who did not have the slightest hesitation to offer the dust from their feet, if only it would give immediate relief to the Lord, regardless of the consequences to themselves. The Gopikas did not consider whether it was right or wrong for them to offer the dust of their feet. Their only concern was relief to their Lord by any means. They declared, "Our entire life is dedicated to Krishna. His joy is ours." This was the spirit of oneness with which they offered the dust of their feet. At that very moment Krishna was rid of His ailment and Sage Naradha too learnt a lesson!
Suatu hari Krishna berpura-pura sakit kepala dimana obat yang dapat menyembuhkannya adalah debu dari kaki seorang bhakta yang akan ditaburkan di atas kepala-Nya. Resi Narada mencoba untuk mengumpulkan debu dari kaki Satyabhama, Rukmini, dan yang lainnya yang beliau anggap sebagai bhakta yang agung dari Krishna. Namun semua dari mereka menolak untuk memberikan debu dari kaki mereka karena mereka menganggap ini adalah dosa dengan mempersembahkan debu kaki mereka untuk ditabur di kepala junjungan mereka. Pada akhirnya Narada pergi kepada para Gopika yang sama sekali tidak memiliki keraguan sedikitpun untuk mempersembahkan debu kaki mereka, jika itu segera bisa menyembuhkan junjungan mereka, tanpa menghiraukan akibat yang akan mereka dapatkan. Para Gopika tidak menganggap apakah itu benar atau salah bagi mereka dengan mempersembahkan debu kaki mereka. Perhatian mereka hanya untuk kesembuhan Tuhan mereka dengan cara apapun. Mereka menyatakan, "Seluruh hidup kami dipersembahkan kepada Krishna. Suka cita Beliau adalah suka cita kami." Ini adalah semangat kesatuan dimana mereka mempersembahkan debu kaki mereka. Segera Krishna luput dari rasa sakit-Nya dan Resi Narada juga belajar sebuah hikmah! (Divine Discourse, Aug 21, 1992)
-BABA
No comments:
Post a Comment