Education today highlights the accumulation of things. But giving up is equally needed. Renunciation is not a loss; it is highly profitable, as you acquire joy thereby. Renunciation means freedom, surrender to God and surrender to love. God is love. Love can be known only through expansion of love. When students leave schools and colleges and involve themselves in families, societies, communities and countries, they must set examples of simplicity, humility and mutual service. They must anchor their lives in Righteousness (Dharma) and wisdom (Jnana). So teachers and parents must imbibe it in themselves and instruct students. That will help them lead model lives and lead others to earn peace and calm. You must learn, more than anything else, discipline and patience. Life is an exercise in the sadhana of 'give and take.' Do not derive delight from 'taking' alone. 'Give' and you get the right to 'take'.
Pendidikan saat sekarang menyoroti tentang pengumpulan sesuatu. Namun meninggalkannya juga adalah sama-sama dibutuhkan. Melepaskan bukanlah sebuah kehilangan; kualitas ini adalah sangat menguntungkan karena engkau akan mendapatkan suka cita. Melepaskan berarti kebebasan, berserah diri kepada Tuhan dan berserah diri pada cinta kasih.Tuhan adalah kasih. Kasih dapat diketahui hanya melalui pengembangan dari kasih. Ketika pelajar meninggalkan sekolah dan bangku kuliah dan melibatkan diri mereka di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, dan bangsa, mereka harus memberikan contoh tentang kesederhanaan, kerendahan hati, dan saling melayani. Mereka harus menambatkan hidup mereka pada kebajikan (Dharma) dan kebijaksanaan (Jnana). Jadi guru dan orang tua harus meresapi dalam diri mereka dan menyampaikannya kepada pelajar. Itu akan membantu mereka dalam menempuh hidup sebagai teladan dan menuntun yang lainnya untuk mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Engkau harus belajar lebih dari apapun juga, disiplin dan sabar. Hidup adalah sebuah latihan dalam sadhana dari ‘memberi dan mengambil.’ Jangan mendapatkan kesenangan dari ‘mengambil’ saja. ‘Memberi’ dan engkau mendapatkan hak untuk ‘Mengambil.’ (Divine Discourse, 8 Feb, 1987)
-BABA
No comments:
Post a Comment