There was once a dying man who was pestered by a host of relatives. Parents, wife, children, brothers, sisters - all surrounded his bed during his last moments and wailed. They asked him, "What is to happen to us?" The dying man lifted his head a little from the pillow and asked in return, "What is to happen to me? I am really very interested in that problem, than being worried about what will happen to you." Well, it is better everyone asks that question right now and equips themselves with the answer rather than wait until it is too late. "What am I for?" "What ought I to do?" These are the questions you must pursue and arrive at answers. You are all pilgrims, moving along this land of action (Karmakshetra) to the goal - the land of righteousness (Dharmakshetra). Scholars, poets and teachers are guides who help you along; but, the you must tread the road, every inch of it!
Ada seorang laki-laki yang sedang sekarat dimana diganggu oleh sejumlah kerabatnya. Orang tua, istri, anak-anak, saudara dan saudari – semuanya mengelilingi tempat tidurnya saat-saat akhir hidupnya dan meratap. Mereka menanyakan kepadanya, "Apa yang akan terjadi dengan kami?" Laki-laki yang sekarat itu mengangkat kepalanya sedikit dari bantal dan balik bertanya, "Apa yang akan terjadi padaku? Saya sangat tertarik dengan masalah itu daripada harus cemas dengan apa yang akan terjadi padamu." Nah, lebih baik untuk setiap orang menanyakan pertanyaan itu sekarang dan melengkapi diri mereka dengan jawaban daripada menunggu sampai semuanya terlambat. "Untuk apa aku lahir?" "Apa yang seharusnya aku lakukan?" Pertanyaan-pertanyaan ini engkau harus cari dan dapatkan jawabannya. Engkau semuanya adalah peziarah, sedang bergerak sepanjang ladang perbuatan (Karmakshetra) menuju pada tujuan – ladang kebajikan (Dharmakshetra). Para sarjana, pujangga, dan guru adalah penuntun yang akan membantumu sepanjang perjalanan; namun engkau harus menapaki jalan itu setiap bagiannya! (Divine Discourse, Mar 13, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment