Monday, February 20, 2017

Thought for the Day - 19th February 2017 (Sunday)

One always seeks happiness by trying to satisfy desires. If a desire is fulfilled, one feels joy, and when it is not, one feels grief. But the trouble is, desire is a bonfire that burns with greater fury, asking for more fuel. One desire leads to ten, and one is exhausted trying to exhaust the demands of desire. One has to be turned back from this path of never ending desire to the path of inner content and joy. One grieves because one has developed attachment toward the unreal. One cultivates an unreasonable affection for wealth, but is prepared to sacrifice the riches in order to save the lives of one’s children, for attachment to children is stronger than to the wealth that has been earned! One stoops so low as to neglect the children when the choice is between survival and the children’s welfare! But the bliss that is got when one dwells on the Atma is unbounded and imperishable. That is the real joy.


Seseorang selalu mencari kebahagiaan dengan mencoba memuaskan keinginan. Jika sebuah keinginan dipenuhi maka seseorang merasakan suka cita dan ketika keinginan tidak dipuaskan maka seseorang merasa kesedihan. Namun masalahnya adalah, keinginan itu adalah api unggun yang terbakar dengan amukan yang sangat besar dan sedang meminta lebih banyak bahan bakar. Satu keinginan akan menuntun pada sepuluh keinginan, dan manusia menghabiskan tenaganya dalam mencoba untuk melemahkan tuntutan dari keinginan. Seseorang harus berpaling dari jalan keinginan yang tidak pernah berakhir menuju pada jalan kepuasan dan suka cita di dalam diri. Seseorang merasakan kesedihan karena telah mengembangkan keterikatan pada sesuatu yang tidak nyata. Manusia meningkatkan rasa sayang yang tidak masuk akal pada kekayaan, namun siap untuk mengorbankan kekayaannya untuk menyelamatkan kehidupan anaknya, karena keterikatan pada anak itu lebih kuat daripada kekayaan yang telah dihasilkannya! Ia membungkuk begitu rendah seperti hendak mengabaikan anaknya ketika pilihan yang ada diantara kelangsungan hidupnya dan kesejahteraan anaknya! Namun kebahagiaan yang seseorang dapatkan ketika berdiam dalam Atma adalah tidak terbatas dan kekal. Itulah suka cita yang sejati. (Divine Discourse, 14 Dec 1958)

-BABA

No comments: