There was an emperor who always asked the sages who visited his palace, “Who is the best among men? Which moment of time is most blessed? Which act is most beneficial?” He could not get satisfactory answers for a long time. Eventually his realm was invaded and he had to flee into the jungle. There he was captured by a tribe who selected him as an offering to their goddess. In this precarious condition, he was rescued by an ascetic who took him to his hermitage, where he and his students lovingly tended him back to health and happiness. Amidst that loving and serene environment, the king discovered the answers to his questions. The best amongst all is the one who has compassion. The most blessed time is the ‘present’ and the best act is to relieve another’s pain and grief. Do not postpone what you can do today, now, this very moment, to a future date!
Ada seorang kaisar yang selalu bertanya kepada guru suci yang mengunjungi istananya, “Siapakah yang terbaik diantara manusia? Kapan waktu yang paling diberkati? Apa bentuk perbuatan yang paling bermanfaat?” Sang kaisar tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan setelah dalam waktu yang lama. Dengan cepat negerinya diserang dan sang kaisar harus melarikan diri ke dalam hutan. Saat itu sang kaisar ditangkap oleh suku pedalaman dan dipilih sebagai persembahan bagi junjungan mereka. Dalam keadaan genting ini, kaisar diselamatkan oleh seorang pertapa dan membawanya ke pertapaannya, dimana sang pertapa dengan murid-muridnya dengan kasih merawat kaisar dan mengembalikan kesehatan serta kebahagiaannya. Tinggal dalam lingkungan yang penuh kasih dan tenang, kaisar menemukan jawaban dari pertanyaannya. Yang terbaik diantara semuanya adalah seseorang yang memiliki welas asih. Waktu yang paling diberkati adalah ‘saat sekarang’ dan perbuatan yang terbaik adalah meredakan rasa sakit dan kesedihan yang lainnya. Jangan menunda apa yang dapat engkau lakukan hari ini, sekarang, saat ini juga untuk masa yang akan datang! (Divine Discourse, 7 Sep, 1966)
-BABA
No comments:
Post a Comment