Saturday, February 10, 2018

Thought for the Day - 10th February 2018 (Saturday)

Most people today are lacking in Love and so in Bliss too. When people form conflicting groups and plot to destroy each other, how can joy and peace reside in them? Ancient myths speak of wars of extermination between Gods and demons and between men and rakshasa (demons). But history today is recording wars between rakshasas who call themselves ‘human’. Why? Because, love is directed towards selfish ends. Sacrifice and charity are indulged in for the sake of self-aggrandizement. People take part in social service only in order to advertise themselves. How can the sweet contents be consumed when the bottle is tightly closed by the two corks - pomp and personal publicity? Remove these corks by the screw of selflessness. Selfless Love implies understanding, and consequently, sympathy and compassion. They will confer Ananda (Divine Bliss). To experience happiness, peace and joy you must allow the innate virtues of Love and sacrifice to emerge from within and thus sanctify your lives.


Kebanyakan orang hari ini kurang dalam kasih dan juga dalam kebahagiaan. Ketika mereka membentuk kelompok-kelompok yang saling bertikai dan bersekongkol untuk saling menghancurkan satu dengan yang lainnya, lantas bagaimana bisa suka cita dan kedamaian ada di dalam diri mereka? Mitos yang ada zaman dahulu menyebutkan terjadinya perang antara para Dewa dan para iblis serta diantara manusia dan raksasa (setan). Namun sejarah sekarang mencatat bahwa perang terjadi diantara raksasa (setan) yang menyebut diri mereka ‘manusia’. Mengapa?  Karena, kasih diarahkan pada tujuan akhir yaitu mementingkan diri sendiri. Pengorbanan dan amal dilakukan untuk kepentingan kesombongan diri. Orang-orang melakukan pelayanan sosial hanya untuk mengiklankan diri mereka sendiri. Bagaimana isi manis yang terkandung di dalamnya dapat dinikmati jika botolnya ditutup rapat dengan penutup botol yaitu rasa pamer diri dan membesarkan diri? Lepaskan kedua tutup botol ini dengan sekrup tanpa mementingkan diri sendiri. Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri menyatakan secara tidak langsung pemahaman, dan hasilnya adalah simpati serta welas asih. Semuanya ini akan memberikan Ananda (kebahagiaan Tuhan). Untuk mengalami kebahagiaan, kedamaian, dan suka cita maka engkau harus mengizinkan nilai kemanusiaan berupa kasih dan pengorbanan muncul dari dalam diri dan menyucikan hidupmu. [Divine Discourse, 29-Feb-1984]

-BABA

No comments: