Human birth is the noblest of all, the final product of untold ages of your own progressive evolution. Ask yourself this: Are you consciously striving to live up to this precious gift you’ve won? From now on, make every living day a continuous offering of Love, like an oil lamp that exhausts itself in illumining the surroundings. Wear the invisible badge of a volunteer of God at all hours and in all places. Bend the body, mend the senses, and end the mind - that is the process of attaining the status of 'the children of immortality,' which the Upanishads have reserved for you. God is the embodiment of sweetness. Attain Him by offering Him the sweetness that He has endowed you with. Crush the cane in the mill of service, boil it in the cauldron of penitence, decolorise it of all sensual itch, and offer the crystallised sugar of compassionate Love to Him.
Kelahiran sebagai manusia adalah yang paling mulia dari semuanya, produk akhir zaman yang tak terhitung dari evolusi progresifmu sendiri. Tanyakan kepada dirimu sendiri: Apakah engkau secara sadar berusaha untuk memenuhi harapan hadiah berharga yang telah engkau menangkan ini? Mulai sekarang, buatlah setiap hari sebagai persembahan Cinta-kasih yang terus-menerus, bagaikan lampu minyak yang menguras dirinya sendiri dalam menerangi lingkungan sekitar. Pakailah lencana relawan Tuhan yang tak terlihat setiap saat dan di semua tempat. Bungkukkan badan, perbaiki indera, dan akhiri pikiran - itulah proses untuk mencapai status 'anak-anak keabadian,' yang telah dipesankan dalam Upanishad untukmu. Tuhan adalah perwujudan dari kemanisan. Raihlah Beliau dengan mempersembahkan kepada-Nya rasa manis yang Beliau anugerahkan kepadamu. Hancurkan tebu di penggilingan pelayanan, rebuslah pada kuali penyesalan, dekolorasi dari semua keinginan sensual, dan persembahkan gula cinta kasih kepada-Nya. [Divine Discourse, Jun 26, 1969]
-BABA
No comments:
Post a Comment