Thursday, February 22, 2018

Thought for the Day - 22nd February 2018 (Thursday)

I am insisting on five points of discipline which will transform your homes and villages into Prasanthi Nilayams. ‘Silence’ is the first step that makes the other steps easy; it promotes self-control and reduces chances of anger, hate, malice, greed and pride. Besides, you can hear God’s footsteps only when silence reigns in the mind. ‘Cleanliness’ is the doorway to Godliness. Inner and outer cleanliness are essential to install God in your heart. ‘Service’ broadens your vision, widens awareness and deepens compassion. All are waves on the same sea. Service teaches you to be firm in this knowledge. ‘Love’ - Do not calculate or weigh the reaction, result or reward. Love calls; love responds. Love is God, live in Love. ‘Non-hatred’ towards all - No being must be looked down upon as inferior, unimportant, or expendable. Each of you are allotted your role in the drama designed by the Almighty. Do not slight, insult or injure any being; for, He is in every being and your slight becomes a sacrilege.


Aku mendesak pada lima point disiplin yang akan merubah rumah dan desamu menjadi Prasanthi Nilayam. ‘Hening’ adalah langkah pertama yang membuat langkah lain menjadi lebih mudah; point ini meningkatkan pengendalian diri dan mengurangi kesempatan untuk marah, benci, sombong, tamak, dan bangga. Disamping itu, engkau hanya dapat mendengar langkah kaki Tuhan hanya ketika keheningan terbentuk dalam pikiran. ‘Kebersihan’ adalah pintu masuk pada ke-Tuhanan. Kebersihan di luar dan di dalam adalah mendasar untuk menempatkan Tuhan di dalam hatimu. ‘Pelayanan’ memperluas pandanganmu, memperlebar kesadaran, dan memperdalam welas asih. Semuanya adalah gelombang di lautan yang sama. Pelayanan mengajarkanmu untuk mantap dalam pengetahuan ini. ‘Kasih’ – Jangan menghitung atau menimbang reaksi, hasil atau hadiah. Kasih memanggil; kasih menjawab. Kasih adalah Tuhan, hiduplah dalam kasih. ‘Tanpa kebencian’ kepada semuanya – Tidak ada makhluk yang mesti dipandang rendah sebagai lebih rendah, tidak penting atau dapat dibuang. Setiap orang darimu dibagikan peranmu dalam drama yang dirancang oleh Yang Maha Kuasa. Jangan merendahkan, menghina atau menyakiti makhluk apapun; karena Beliau bersemayam di dalam setiap makhluk dan penghinaanmu akan menjadi sebuah pelanggaran terhadap yang dianggap keramat. (Divine Discourse, Jul 19, 1970)

-BABA

No comments: