A home must be filled with love, with the sacrifice that love involves, the joy that love radiates, and the peace that love imparts. Any brick and mortar structure where parents and children spend their lives cannot be a home if children do not yearn for it, and if parents do not find peace therein. The home is the temple where the family, each member of which is a moving temple, is nurtured and nourished. The mother is the high priest of this House of God. Humility is the incense with which the house is filled. Reverence is the lamp that is lit, with love as the oil and faith as the wick. Spend the years of your lives dedicating them for such worship in the homes that you live in. I bless you that through your faith and strength, your devotion and dedication may increase.
Sebuah rumah harus dipenuhi dengan cinta-kasih, dengan pengorbanan yang melibatkan cinta-kasih, kegembiraan yang memancarkan cinta-kasih, dan kedamaian yang memberikan cinta-kasih. Setiap struktur batu bata dan diplester, dimana orang tua dan anak-anak menghabiskan kehidupan mereka tidak bisa menjadi rumah jika anak tidak merindukannya, dan jika orang tua tidak menemukan kedamaian di dalamnya. Rumah adalah kuil dimana keluarga, masing-masing anggotanya bergerak, dipelihara dan diberi makan. Ibu adalah imam/pendeta tertinggi dari Rumah Tuhan ini. Kerendahan hati adalah dupa yang memenuhi rumah. Rasa hormat adalah lampu yang menyala, dengan cinta-kasih sebagai minyak dan keyakinan sebagai sumbunya. Gunakan tahun-tahun kehidupanmu untuk mendedikasikannya bagi pemujaan seperti itu di rumah tempat engkau tinggal. Aku memberkatimu melalui keyakinan dan kekuatanmu, pengabdian dan dedikasimu dapat meningkat. [Divine Discourse, Jun 26, 1969]
-BABA
No comments:
Post a Comment