Monday, February 26, 2018

Thought for the Day - 23rd February 2018 (Friday)

Almost every activity is motivated by self-interest. This concern for self-interest is opposed to the Divinity that is immanent in one. Without realising this Divinity, how can one achieve peace internally or in the world outside? There is no greater quality than selfless love, which expresses itself in service to others. Understand the relationship between karma and karma yoga properly. Ordinary action (karma) done with attachment or desires causes bondage. But desireless selfless action becomes karmayoga. Our life should become one of Divine Communion (yoga) rather than a roga (disease). Today most of our actions result in roga because we are attracted to sensuous pleasures. Freedom from this disease can be obtained by pursuing the spiritual path. The spiritual path is not merely singing bhajans or reciting hymns. These are merely good deeds. Only those actions which are performed as a complete offering to the Divine can be regarded as spiritual.


Hampir dalam setiap aktifitas didorong oleh kepentingan diri. Perhatian untuk kepentingan diri adalah bertentangan dengan nilai ke-Tuhanan yang ada dalam diri seseorang. Tanpa menyadari nilai ke-Tuhanan ini, bagaimana seseorang dapat mencapai kedamaian di dalam diri dan di dunia luar? Tidak ada kualitas yang lebih besar daripada kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, yang mengungkapkan nilainya dalam bentuk pelayanan kepada yang lain. Pahamilah hubungan diantara karma dan karma yoga dengan baik. Perbuatan yang biasa (karma) dilakukan dengan keterikatan atau keinginan yang menyebabkan perbudakan. Namun perbuatan yang tanpa mementingkan diri sendiri menjadi karmayoga. Hidup kita seharusnya menjadi satu pertalian dengan Tuhan (yoga) daripada sebuah roga (penyakit). Hari ini kebanyakan perbuatan kita menghasilkan roga karena kita tertarik pada kesenangan indera. Bebas dari penyakit ini dapat diraih dengan menapaki jalan spiritual. Jalan spiritual tidak hanya melulu pada menyanyikan bhajan atau melantunkan doa. Semuanya ini adalah perbuatan yang baik. Hanya perbuatan yang dilakukan sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan dapat disebut sebagai spiritual. (Divine Discourse, Apr 06, 1983)

-BABA

No comments: