The recognition of one's innate Divinity and the regulation of one's daily life in accordance with that Truth are the guiding stars for those who are caught in the currents and crosscurrents of strife and struggle! Without Atmajnana (awareness of your own reality that you are just a wave in the ocean of Divinity) life becomes a meaningless farce, a mockery, a game of fools. It is the acquisition of that awareness that makes life earnest, sweet and fruitful. When you try to prepare a meal, you may have with you all the materials you need: rice, lentils, salt, lime, spices, vegetables and so on. But unless you have the fire in the hearth, you cannot get the edible meal. So too in life, Atmajnana is the fire which makes the material world and the external activities and experiences, edible and tasty, digestible, health-granting and joy-giving. That joy is called Anandam; it is uplifting, illuminating and constructive!
Menyadari kualitas ke-Tuhanan yang merupakan pembawaan sejak lahir dalam diri seseorang dan aturan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan kebenaran itu adalah bintang penuntun bagi mereka yang terjebak dalam arus dan pasang surut perselisihan dan perjuangan! Tanpa adanya Atmajnana (kesadaran akan sifat sejatimu bahwa engkau hanyalah gelombang di lautan Tuhan) maka hidup menjadi lelucon tanpa arti, ejekan, permainan orang bodoh. Dengan memperoleh kesadaran itu yang membuat hidup sungguh-sungguh, manis, dan berhasil. Ketika engkau mencoba untuk mempersiapkan sebuah makanan, engkau mungkin telah memiliki semua bahan yang engkau butuhkan: beras, lentil, jeruk nipis, rempah-rempah, sayuran, dsb. Namun kecuali jika engkau memiliki api dalam tungku maka engkau tidak akan bisa mendapatkan makanan yang bisa dimakan. Begitu juga dalam hidup, Atmajnana adalah api yang membuat dunia material dan kegiatan serta pengalaman eksternal, dapat dinikmati dan lezat, mudah dicerna, memberikan kesehatan, dan sukacita. Kegembiraan itu disebut Anandam; yang mana bersifat menggembirakan pikiran, mencerahkan, dan membangun! (Divine Discourse, Mar 16, 1966)
-BABA
No comments:
Post a Comment