Jesus instilled great faith in people who lived during his lifetime. One of those fishermen was named by Jesus as Peter. He developed intense love and faith towards Jesus. From then on, all the fishermen regularly used to take Jesus out on their fishing expeditions and after their return in the evening, Jesus used to expound spiritual matters to them. When Peter’s father passed away, his mother was filled with sorrow, but Jesus consoled her by telling, “Death is but a dress of life. Wherefore do you shed tears? Death is like changing one’s dress. Therefore stop grieving. These physical bodies come and go, so do not waste your thought on these ephemeral things. The indweller (dehi) who lives inside this body is the true Divinity! Anyone with a physical body cannot escape vicissitudes of life. Without hardships no one can exist. Death follows birth and with the same certainty misery follows happiness!”
Jesus menanamkan keyakinan yang mantap pada orang-orang yang hidup di masa hidupnya. Satu dari para nelayan yang diberi nama oleh Jesus yaitu Peter. Peter mengembangkan kasih dan keyakinan yang sangat kuat kepada Jesus. Mulai dari saat itu, semua nelayan secara teratur biasanya mencurahkan perasaan mereka terkait pelayaran memancing dan setelah mereka kembali di sore hari maka Jesus biasanya menguraikan secara terperinci terkait spiritual kepada mereka. Ketika ayah Peter meninggal dunia, ibunya diliputi dengan penderitaan, namun Jesus menenangkannya dengan mengatakan, “Kematian adalah sebuah pakaian dari kehidupan. Mengapa engkau meneteskan air mata kesedihan? Kematian adalah seperti seseorang sedang mengganti baju. Maka dari itu berhentilah untuk meratapi hal ini. Tubuh jasmani ini datang dan pergi, jadi jangan menyia-nyiakan pikiranmu untuk hal-hal yang sementara ini. Beliau yang bersemayam di dalam tubuh ini (dehi) adalah Tuhan yang sesungguhnya! Siapapun dengan tubuh jasmani tidak bisa melarikan diri perubahan hidup. Tanpa kesulitan maka tidak ada siapapun yang dapat hidup. Kematian mengikuti kelahiran dan dengan kepastian yang sama penderitaan mengikuti kebahagiaan!” (Divine Discourse, Dec 25, 2002)
-BABA
No comments:
Post a Comment