The ministers of Ravana spoke only what was pleasing to him; they were afraid and so, they proved dangerous counsellors. His brother Vibheeshana alone gave him the beneficial drug which would have cured him; but since it was not priya or pleasing, Ravana rejected it and fell into perdition. This is the message I bring - the Message that will confer strength, peace, hope and fulfilment. This message surely is hitha (beneficial), though it may not be priya (pleasing). A patient must take drugs and put himself through regimen that is beneficial; one cannot ask for only sweet medicines and comfortable regimen which please them. The doctor knows best and must be obeyed for the sake of recovery. The Vedas and scriptures are the greatest repositories of hitha, as they were won by penance and travail by sages and seers who were interested only in the welfare of humanity and the liberation of man.
Para menteri dari Ravana hanya berbicara hal yang menyenangkan baginya; mereka takut sehingga mereka adalah penasihat yang berbahaya. Saudara Ravana yaitu Vibheesahana satu-satunya yang memberikannya obat yang mujarab yang dapat menyembuhkannya; namun karena obat itu tidak bersifat menyenangkan (priya), Ravana menolaknya dan akhirnya jatuh dalam kehancuran. Ini adalah pesan yang Aku bawa – pesan yang akan memberikan kekuatan, kedamaian, harapan, dan pemenuhan. Pesan ini pastinya adalah bersifat menguntungkan (hitha), walaupun ini mungkin tidak menyenangkan (priya). Seorang pasien minum obat dan mengatur dirinya dalam aturan yang bermanfaat; seseorang tidak bisa hanya meminta obat-obatan yang manis dan aturan yang menyenangkan baginya. Dokter mengetahui yang terbaik dan harus diikuti untuk kepentingan pemulihan kesehatan. Weda dan naskah suci adalah tempat penyimpanan yang terbesar dari hitha, karena naskah suci itu didapat melalui tapa brata dan kerja keras dari para guru suci yang hanya tertarik pada kesejahteraan umat manusia dan kebebasan dari manusia. (Divine Discourse, Mar 16, 1966)
-BABA
No comments:
Post a Comment