If you wear blue eyeglasses, you see only blue, even though nature is resplendent with many colours, right? If the world appears to you as with differences, that is due only to the fault in you. If all appears as one love, that too is only your love. For both of these, the feeling in you is the cause. It is only because you have faults within you that you see the world as faulty. When there is no knowledge of fault in yourself, no fault can be found even by search, for you wouldn’t know which are the faults. Now, the question may arise whether the Lord Himself has faults because He also searches for faults. But how can it be said that the Lord searches for faults? He searches only for goodness, not for faults and sins. The Lord won’t examine the wealth, family, caste, status, or sex. He sees only the righteousness (sadbhava). He considers those endowed with such righteousness as deserving His grace, whoever they are, whatever they are.
Jika engkau memakai kaca mata warna biru, engkau hanya akan melihat warna biru saja, walaupun alam cerah dan gemerlapan dengan banyak warna, bukan? Jika engkau melihat dunia dengan perbedaan, itu adalah hanya karena kesalahan di dalam dirimu. Jika semuanya kelihatan sebagai satu kasih sayang, itu juga karena kasih di dalam dirimu. Untuk kedua hal ini, perasaan di dalam dirimu adalah penyebabnya. Karena ada kesalahan di dalam dirimu maka engkau melihat dunia sebagai kesalahan. Ketika tidak ada pengetahuan akan kesalahan di dalam dirimu, maka tidak akan ada kesalahan yang dapat ditemui bahkan dengan mencarinya sekalipun, karena engkau tidak tahu mana yang salah. Sekarang, pertanyaan mungkin muncul apakah Tuhan sendiri memiliki kesalahan karena Tuhan juga mencari kesalahan. Namun bagaimana bisa dikatakan bahwa Tuhan mencari kesalahan? Tuhan hanya mencari kebaikan, dan bukan kesalahan serta dosa. Tuhan tidak akan memeriksa kekayaan, keluarga, kasta, status, atau jenis kelamin. Tuhan hanya melihat kebaikan saja (sadbhava). Tuhan menganggap bahwa mereka yang diberkati dengan kebaikan yang seperti itu layak mendapatkan karunia-Nya, siapapun mereka dan apapun mereka. (Prema Vahini, Ch 46)
-BABA
No comments:
Post a Comment