The Atma, by its very nature, is self-sufficient and full. No other spiritual discipline is needed to realise that state. Purity is our nature; self-sufficiency (paripurnata) is also the nature of our Self. Students should not ignore or forget this fact. Real education must arouse this faith and infuse the awareness of this fullness in every activity. This is the essential aim, the core of the right type of education. One other truth has to be kept in mind, more than anything else. For Indians (Bharathiyas), religion means experience, nothing less. Our position is that no achievement is worthwhile unless one earns it by one’s own efforts. Everything valuable must be cultivated by oneself. Divine grace awaits individual striving and spiritual practice (sadhana). The doctrines and directives of religion have to be assimilated by means of actual experience. The truth has to be identified; this is the very first step. The sooner we understand the truth, the sooner religious conflicts and credal dissensions will disappear.
Atma, yang sesuai dengan sifatnya adalah mencukupi kebutuhannya sendiri dan lengkap. Tidak ada latihan spiritual yang dibutuhkan untuk menyadari keadaan itu. Kesucian adalah sifat kita; mencukupi kebutuhan sendiri (paripurnata) adalah juga sifat dari diri kita yang sejati. Para pelajar seharusnya tidak mengabaikan atau melupakan kenyataan ini, pendidikan yang sejati harus membangkitkan keyakinan ini dan menanamkan kesadaran akan kesempurnaan ini dalam setiap aktifitas. Ini adalah tujuan yang mendasar, inti dari jenis pendidikan yang benar. Satu kebenaran lain yang harus tetap di ingat di dalam pikiran lebih daripada yang lainnya. Bagi para putra (Bharathiya), agama berarti pengalaman, tidak kurang dari itu. Pengalaman kita menyatakan tidak ada pencapaian yang berharga kecuali jika tidak diraih dengan usahanya sendiri. Segala sesuatu yang berharga harus ditingkatkan dengan usaha sendiri. Rahmat Tuhan menunggu usaha dan latihan spiritual pribadi. Doktrin dan petunjuk agama harus dipahami melalui pengalaman nyata. Kebenaran harus dikenal; ini adalah langkah awal. Semakin cepat kita memahami kebenaran, semakin cepat pertikaian agama dan konflik kepercayaan akan lenyap. (Ch 14, Vidya Vahini)
-BABA
No comments:
Post a Comment