Every being craves happiness; none long for misery. But everyone is set upon obtaining the things believed to give them joy. Those who know where one can get happiness are very few in number. Happiness is of three kinds. One type is of the nature of poison in the beginning but turns into nectar later. This is pure (sathwic) happiness, which is secured through the awareness of the Atma. That is to say, the sadhana of equanimity, control of inner and outer senses, etc., which has to be gone through, appears hard and unpleasant, and involves struggle and effort. When one succeeds in overwhelming the mind, one achieves the awareness of the Atma. This success can result only when one undergoes many ordeals and denials. The bliss that one earns afterward is the highest kind of happiness. As the fruition of all spiritual discipline, one is established in the perfect equanimity of unruffled consciousness (nirvikalpa-samadhi) and the bliss that one is filled with is indescribable. It is ambrosial, equal to the nectar of immortality.
Setiap makhluk menginginkan kebahagiaan; tidak ada seorangpun yang menginginkan penderitaan. Namun setiap orang mempercayai bahwa dengan mendapatkan benda-benda bisa memberikan mereka suka cita. Bagi mereka yang mengetahui dimana mereka bisa mendapatkan kebahagiaan adalah sangat sedikit sekali jumlahnya. Kebahagiaan ada tiga jenis. Jenis yang pertama pada awalnya memiliki sifat racun namun berubah menjadi nektar. Ini adalah kebahagiaan yang murni (sathwik), dimana didapatkan melalui kesadaran Atma. Dengan kata lain, sadhana keseimbangan batin, pengendalian dalam diri dan indera di luar diri, dsb., yang mana harus dilaksanakan, kelihatan sulit dan tidak menyenangkan, dan memerlukan perjuangan dan usaha. Ketika seseorang berhasil dalam mengendalikan pikiran sepenuhnya, seseorang mencapai kesadaran Atma. Keberhasilan ini hanya dapat dicapai ketika seseorang mengalami banyak tantangan dan penyangkalan diri. Kebahagiaan yang seseorang dapatkan sesudahnya adalah jenis kebahagiaan yang tertinggi. Sebagai hasil dari semua disiplin spiritual, seseorang menetap dalam keseimbangan batin sempurna yang timbul dari kesadaran yang tenang (nirvikalpa-samadhi) dan kebahagiaan jiwa yang memenuhi dirinya tidak dapat terlukiskan dengan kata-kata. Kebahagiaan itu bagaikan madu minuman para Dewa dan setara dengan nektar keabadian. (Vidya Vahini, Ch 11)
-BABA
No comments:
Post a Comment