Tuesday, January 21, 2025

Thought for the Day - 20th January 2025 (Monday)

Man is an aspect of the Cosmic Consciousness. Unfortunately, however, because man directs his love towards worldly objects, he is unable to recognise his divinity. His mind gets polluted because of association with the external world. As a result, even his love gets tainted and his mind becomes incapable of cherishing the beauteous form of the Lord. Only when he directs his love towards God will man be able to experience the Divine within him. On the disturbed surface of the pond, the reflection of the moon is wavy. But on a clear surface, the moon's reflection is clear and steady. In a muddy pond, the moon's reflection is muddy. Likewise in the lake of a man's life, if it is confused and fickle, his love also gets distorted. When the mind is pure, unselfish and unwavering, the Divine appears in all His purity and fullness. But because of the pollution of the mind through obsession with multifarious external objects, man today is unable to experience the Divine that is omnipresent and is equally in him. 


- Divine Discourse, Mar 06, 1989.


Look at the world with the vision of peace, love and compassion. Then the whole world will appear loving and peaceful.



Manusia adalah aspek dari kesadaran kosmik. Namun sangat disayangkan, bagaimanapun juga, karena manusia mengarahkan kasihnya pada objek-objek duniawi maka manusia tidak mampu untuk menyadari keilahiannya. Pikiran manusia menjadi tercemar karena berhubungan dengan dunia luar. Sebagai hasilnya, bahkan kasihnya menjadi tercemar dan pikirannya menjadi tidak mampu menghargai wujud yang begitu indah dari Tuhan. Hanya ketika manusia mengarahkan kasihnya pada Tuhan maka manusia akan mampu untuk mengalami keilahian di dalam dirinya. Pada permukaan air telaga yang bergejolak, pantulan dari bulan bergelombang. Namun pada permukaan yang bening maka pantulan bulan menjadi terlihat jelas. Pada telaga yang keruh, pantulan bulan juga menjadi keruh. Sama halnya pada danau hidup manusia, jika hidup manusia kabur dan berubah-ubah, maka kasihnya juga menjadi terdistorsi. Ketika pikiran murni, tidak mementingkan diri sendiri dan teguh, Tuhan hadir dalam segala kesucian dan keagungan-Nya. Namun karena pencemaran pada pikiran melalui obsesi pada berbagai jenis objek-objek di luar diri, manusia hari ini tidak mampu untuk mengalami Tuhan yang hadir dimana-mana dan Tuhan yang sama ada di dalam dirinya. 


- Divine Discourse, 06 Maret 1989.

Pandanglah dunia dengan pandangan kedamaian, kasih dan welas asih. Kemudian seluruh dunia akan kelihatan penuh kasih dan damai.

No comments: