Monday, January 27, 2025

Thought for the Day - 26th January 2025 (Sunday)

The human body is precious. Man today is not realising what he owes to his body. The body that is composed of the five elements, which has been given to man to understand his true nature, to recognise the truth about his immortal Spirit, and to experience the eternal within him, is being used for the enjoyment of physical pleasures. The body surely has not been given for this purpose. The body is a kshetra (shrine). The Indweller is the Kshetrajna (Knower). The relationship is that of sharira (body) and the shariri (Indweller). Instead of recognising this integral relationship, man is concerned with only the body and seeks to realise the Divine. How is this possible? The first requisite is for man to acquire the firm conviction that the Divine dwells in his heart. There is no need to search for the Divine elsewhere. There is no need to go to a forest and lead an austere life to experience the Divine who is within each one. When man turns his vision inward he can experience eternal Bliss. 


- Divine Discourse, Oct 09, 1994.

Forgetting the God who is nearest and closest to them, people are trying to seek an invisible God elsewhere.


Tubuh manusia adalah berharga. Manusia pada hari ini tidak menyadari apa yang menjadi tanggung jawabnya pada tubuh ini. Tubuh disusun oleh lima unsur, yang mana telah diberikan pada manusia untuk memahami sifat sejatinya, untuk mengetahui kebenaran tentang jiwanya yang bersifat abadi, dan untuk mengalami keabadian yang ada di dalam dirinya, namun justru digunakan untuk menikmati kesenangan-kesenangan fisik. Tubuh pastinya tidak diberikan untuk tujuan ini. Tubuh adalah sebuah kshetra (tempat suci). Sedangkan yang bersemayam di dalamnya adalah Kshetrajna (yang Maha Mengetahui). Hubungannya adalah antara sharira (tubuh) dan shariri (yang menghuni tubuh). Bukannya menyadari hubungan yang bersifat hakiki ini, manusia hanya peduli pada tubuh dan berusaha untuk menyadari Tuhan. Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Syarat pertama bagi manusia adalah memiliki keyakinan yang mantap bahwa Tuhan yang bersemayam di dalam hatinya. Adalah tidak perlu untuk mencari Tuhan di tempat lain. Tidak perlu lagi pergi ke hutan dan menjalani hidup sebagai pertapa untuk mengalami Tuhan yang ada di dalam diri setiap orang. Ketika manusia mengarahkan pandangannya ke dalam diri maka manusia dapat mengalami kebahagiaan yang abadi. 


- Divine Discourse, 9 Oktober 1994.

Dengan melupakan Tuhan yang paling dekat secara fisik dan batin dengan mereka, orang-orang sedang mencari Tuhan yang tidak terlihat di tempat lain. 

No comments: