Monday, January 27, 2025

Thought for the Day - 21st January 2025 (Tuesday)

God is not far from you, or away in some distant place. He is within you, in your own inner altar. Man suffers because he is unable to discover Him there, and draw peace and joy from that discovery. A dhobi, standing knee-deep in a flowing river, washing clothes therein, died of thirst, because he failed to realise that life-giving water was within reach. He needed only to bend and drink. Such is the story of man. He runs about in desperate haste, to seek God outside him and dies disappointed and distraught, without reaching the goal, only to be born again. Of course, you must be in the world, but you need not be of it. The attention must be fixed on God, the God within. In Karnataka, there is a dance called ‘Karaga’. The central person in this dance keeps many pots on his head, one over another, moves in procession, keeping pace with the music; he also sings in tune with the rest and keeps time to the beat of the drum. All the while, he has his attention fixed on balancing the tower of pots on his head. So too, man must keep the goal of God-realisation before him, while engaged in the noisy, hilarious procession of life! 


- Divine Discourse, Jan 01, 1967.

Once a man has discovered who he is, there is no need to know who God is, for, both are the same.



Tuhan tidaklah jauh dari dirimu, atau berada di suatu tempat yang jauh. Tuhan bersemayam di dalam dirimu, dalam altar hatimu. Manusia menderita karena manusia tidak mampu untuk mengungkapkan Tuhan yang ada di sana, dan mendapatkan kedamaian dan suka cita dari pengungkapan Tuhan. Seorang tukang cuci sedang berdiri setinggi lutut di aliran sungai yang mengalir, mencuci pakaian disana, menjadi meninggal karena kehausan karena dia tidak menyadari bahwa air kehidupan mengalir berada dalam jangkauannya. Dia hanya perlu untuk membungkuk dan minum air itu. Begitulah kisah manusia. Manusia berlari tergesa-gesa dan putus asa, untuk mencari Tuhan di luar dirinya dan meninggal dengan penuh kekecewaan dan  putus asa, tanpa mencapai tujuan, hanya untuk dilahirkan kembali. Tentu saja, engkau harus ada di dunia, namun engkau tidak perlu menjadi bagian dari dunia. Perhatian harus diarahkan pada Tuhan, Tuhan yang ada di dalam diri. Di daerah Karnataka, ada sebuah tarian bernama ‘Karaga’. Penari utama dalam tarian ini tetap menaruh banyak cangkir di atas kepalanya, satu diatas yang lainnya, bergerak dalam tarian, mengikuti irama musik; dia juga bernyanyi dalam nada selaras dengan yang lainnya dan menjaga tempo sesuai dengan ketukan drum. Selagi itu, dia memusatkan pikirannya pada keseimbangan pada susunan cangkir yang tinggi diatas kepalanya. Begitu juga, manusia harus tetap melihat pada tujuan yaitu menyadari Tuhan di hadapannya, saat terlibat dalam perjalanan hidup yang penuh dengan kebisingan dan kegembiraan! 


- Divine Discourse, 01 Januari 1967.

Sekali manusia telah menyadari siapa dirinya, maka tidak perlu lagi untuk mengatahui siapa Tuhan, karena keduanya adalah sama.

No comments: