Sunday, February 23, 2025

Thought for the Day - 18th February 2025 (Tuesday)

There is a selfish motive even in making offerings to the deity. Something small is offered expecting a big return from the deity. A man prays to the Lord: "Oh Lord! If I win ten lakhs of rupees in a lottery I shall offer ten thousand rupees to you." What kind of bargain is this? It is a pity that such silly ideas are rampant today. The reason is that people have forgotten the secret of the Vedas. They offer a molehill and crave for a mountain. This is a complete caricature of devotion. Such pseudo-devotees are on the rise today. They are seeking to enter into petty deals with the Divine, all the time. Every prayer, every sadhana is replete with selfishness and self-interest. Everyone seeks benefits, but is not prepared to make any sacrifice. What is the sacrifice that is to be made to God? First of all, your bad qualities. Acquire good qualities. Shed your narrow outlook. Cultivate a broad vision. Today the foremost need is to develop the spirit of sacrifice. You are not expected to give away all your wealth and possessions. What is required is a sense of compassion at the sight of a suffering being. When the heart melts, that itself becomes a sacrifice. You will not carry your wealth with you when you leave the world. Even while life remains, render help to those in need, as much as you can.


- Divine Discourse, Oct 03, 1989.

The quintessence of the Vedas is the glorification of sacrifice as the supreme virtue.


Ada motif mementingkan diri sendiri bahkan dalam memberikan persembahan kepada Tuhan. Sesuatu yang kecil dipersembahkan dengan harapan agar mendapatkan balasan yang besar dari Tuhan. Seseorang berdoa kepada Tuhan: "Oh Tuhan! Jika hamba menang lotre sebesar 180 juta rupiah maka hamba akan mempersembahkan 1.8 juta kepada-Mu." Tawaran macam apa ini? Betapa menyedihkan bahwa ide konyol seperti ini sedang merajalela saat sekarang. Alasan dibalik semuanya ini adalah orang-orang telah melupakan rahasia yang terkandung dalam Weda. Mereka mempersembahkan sebuah gundukan tanah kecil dan mengharapkan sebuah gunung yang besar. Ini adalah karikatur yang menyedihkan dari bhakti. Jumlah bhakta palsu semakin bertambah banyak saat sekarang. Mereka selalu berusaha sepanjang waktu untuk bernegosiasi dengan Tuhan. Setiap doa dan latihan spiritual yang mereka lakukan dipenuhi dengan pamrih dan kepentingan diri. Setiap orang mencari keuntungan dan manfaat, namun tidak siap untuk berkorban. Lalu, apa bentuk pengorbanan yang sejati bagi Tuhan? Pertama-tama, buang sifat-sifat burukmu. Kembangkan sifat-sifat yang baik. singkirkanlah cara pandangmu yang sempit. Kembangkan sebuah cara pandang yang luas. Hari ini yang paling dibutuhkan adalah mengembangkan semangat berkorban. Engkau tidak diminta untuk menyerahkan semua kekayaan dan harta bendamu. Apa yang dibutuhkan adalah rasa welas asih ketika melihat penderitaan sesama. Ketika hati tergerak oleh welas asih maka itu menjadi sebuah pengorbanan. Engkau tidak akan membawa harta kekayaan bersamamu ketika engkau meninggalkan dunia ini. Selama masih hidup, bantulah mereka yang membutuhkan sebisa mungkin.


- Divine Discourse, 3 Oktober 1989.

Intisari dari Weda adalah menjunjung tinggi pengorbanan sebagai kebajikan yang tertinggi

No comments: