Wednesday, February 12, 2025

Thought for the Day - 7th February 2025 (Friday)

The see-er should not attach oneself to the seen; that is the way to get free. The contact of senses with objects arouses desire and attachment; this leads to effort and either elation or despair; then, there is fear of loss or grief at failure and the train of reactions lengthens! With many doors and windows kept open to all the winds that blow, how can the flame of the lamp within survive? That lamp is the mind, which must burn steadily unaffected by the dual demands of the world outside! Complete surrender to the Lord is one way of closing the windows and doors, for then, in that stance of Sharanagati (complete surrender to God), you are bereft of "ego" and so, you are not buffeted by joy or grief. Complete surrender makes you draw upon the grace of the Lord for meeting all the crises in your career and so, it renders you heroic, more stalwart, and better prepared for the battle.


- Divine Discourse, 13 Januari 1965.

The control of the senses is itself a form of Tyaga (sacrifice) which leads to Immortality.

 

Orang yang melihat seharusnya tidak menjadi terikat dengan objek yang dilihatnya; itu adalah cara untuk mendapatkan kebebasan. Kontak antara indera dengan objek memunculkan keinginan dan keterikatan; hal ini menuntun pada usaha dan juga kegembiraan atau keputusasaan; kemudian, muncul ketakutan akan kehilangan atau kesedihan pada kegagalan dan rangkaian reaksi memanjang! Dengan adanya banyak pintu dan jendela yang dibiarkan terbuka bagi angin berhembus, bagaimana bisa nyala api pada lentera di dalam bisa bertahan? Lentera itu adalah pikiran, yang mana harus terus menyala tanpa terpengaruh oleh tuntunan ganda dari dunia luar! Berserah diri sepenuhnya pada Tuhan adalah satu cara untuk menutup jendela dan pintu, karena dengan sikap Sharanagati (berserah sepenuhnya pada Tuhan), engkau menjadi tanpa "ego" sehingga engkau tidak akan diguncang oleh suka dan duka cita. Berserah diri sepenuhnya membuatmu bersandar pada karunia Tuhan untuk menghadapi semua krisis dalam perjalanan hidupmu dan dengan demikian menjadikanmu lebih pemberani, lebih teguh pendirian dan lebih siap untuk menghadapi perjuangan.


- Divine Discourse, 13 Januari 1965.

Pengendalian Indera itu sendiri adalah wujud dari Tyaga (berkorban) yang menuntun pada keabadian.

No comments: