In order that one might do selfless service (seva), a little eating (bhoga) has to be gone through. Such eating is a part of sacrifice (yajna). To make this body-machine function, the fuel of food (anna) has to be used. Food is not sacrifice, but it makes sacrifice possible. Therefore, eating food is not to be laughed at as catering to greed, as feeding of the stomach. It is part of worship. Worship (puja) is not merely plucking a flower and placing it on top of the image; the gardener who toiled to nurse the plant that gave the flower is also a worshipper. Even the means for a sacrifice is an offering. Eating doesn’t mean placing food on the tongue; it is worthwhile only when chewed, swallowed, digested, assimilated into the bloodstream, and transformed into muscle and bone, into strength and vigour. So too, spiritual understanding must permeate and invigorate all moments of life. It must be expressed through all the organs and senses.
Agar seseorang bisa melakukan pelayanan tanpa pamrih (seva), makan sedikit (Bhoga) harus dilaluinya. Cara makan seperti itu, merupakan bagian dari pengorbanan (yajna). Untuk membuat badan berfungsi sebagai mesin, bahan bakar makanan (anna) harus digunakan. Makanan bukan pengorbanan, tetapi itu membuat pengorbanan menjadi mungkin terjadi. Oleh karena itu, makanlah makanan yang seperlunya agar tidak menimbulkan keserakahan, bukan sekedar memberi makanan bagi perut. Ini adalah bagian dari ibadah. Ibadah (puja) bukan hanya memetik bunga dan menempatkannya di atas gambar (Tuhan); tukang kebun yang bekerja keras untuk memelihara tanaman yang memberi bunga juga merupakan pemuja. Bahkan sarana untuk pengorbanan juga merupakan pengorbanan. Makan tidak berarti menempatkan makanan di lidah; akan lebih bermanfaat hanya jika makanan dikunyah, ditelan, dicerna, berasimilasi ke dalam aliran darah, dan berubah menjadi otot dan tulang, menjadi kekuatan dan semangat. Demikian juga, pemahaman spiritual harus menembus dan memperkuat semua momen kehidupan. Ini harus dinyatakan melalui semua organ dan indera. (Prema Vahini)
-BABA
No comments:
Post a Comment