Spiritual practices should be done consistently with an ever expanding heart full of devotion and spiritual wisdom. There is no distinction between devotion to God (bhakthi) and spiritual wisdom (jnana). Just as materialisation (sa-guna) becomes formless (nir-guna), devotion becomes spiritual wisdom. I don’t agree that dedicated action (karma), devotion, and spiritual wisdom are separate. Dedicated activity is devotion and devotion is spiritual wisdom. So too, the individual soul (jiva), the Atma, and the Supreme Lord (Parameswara) are not separate; they are one and the same. Therefore, every single deed of yours must be full of the spirit of selfless service (seva), divine love (prema), and spiritual wisdom (jnana). Your life’s activities must be saturated with dedicated action, devotion to God (bhakthi), and spiritual wisdom. This is verily the yoga of the Supreme (Purushothama-yoga).
Praktik spiritual harus dilakukan secara konsisten dengan hati yang penuh pengabdian dan kebijaksanaan spiritual. Tidak ada perbedaan antara pengabdian kepada Tuhan (Bhakthi) dan kebijaksanaan spiritual (jnana). Sama seperti materialisasi (sa-guna) menjadi tak berwujud (nir-guna), pengabdian menjadi kebijaksanaan spiritual. Aku tidak setuju bahwa tindakan pengabdian (karma), devosi, dan kebijaksanaan spiritual terpisah. Tindakan pengabdian adalah devosi dan devosi adalah kebijaksanaan spiritual. Demikian juga, jiwa individu (jiva), Atma, dan Tuhan Yang Maha Esa (Parameswara) tidak terpisah; mereka adalah satu dan sama. Oleh karena itu, setiap perbuatan yang engkau lakukan harus penuh dengan semangat pelayanan tanpa pamrih (seva), kasih ilahi (prema), dan kebijaksanaan spiritual (jnana). Aktivitas kehidupanmu harus dipenuhi dengan tindakan yang berdedikasi, pengabdian kepada Tuhan (Bhakthi), dan kebijaksanaan spiritual. Inilah yang disebut dengan Yoga Tertinggi (Purushothama-yoga). (Prema Vahini)
-BABA
No comments:
Post a Comment