In this material world, one cannot appreciate the value of spiritual endeavor without experience in spiritual life and its purity. It may be said that one can undertake spiritual endeavor only after appreciating its value, but this is like saying that one should get into water only after learning to swim. Swimming can be learned only by getting into water with a float attached to the body. In the same way, with some float attached to the mind, plunge without fear into spiritual discipline. Then, you will yourself understand the value of spiritual endeavor. The nature and conditions of the spiritual path are known only to those who have journeyed along the road. They know that the path of truth and discrimination (Sathya and Viveka) leads to God (Paramatma). Those who have not trodden that path and those who are not aware of its existence cannot explain it to themselves or to others.
Dalam dunia materi ini, seseorang tidak bisa menghargai nilai usaha spiritual tanpa pengalaman dalam kehidupan spiritual dan kemurniannya. Bisa dikatakan bahwa seseorang dapat melakukan usaha spiritual hanya setelah menghargai nilainya, tetapi ini seperti mengatakan bahwa seseorang harus masuk ke dalam air setelah belajar berenang. Berenang dapat dipelajari hanya dengan masuk ke dalam air dengan pelampung yang melekat pada badan. Dengan cara yang sama, dengan beberapa pelampung yang melekat pada pikiran, terjunlah tanpa takut ke dalam disiplin spiritual. Maka, engkau akan memahami nilai usaha spiritual dirimu. Sifat dan kondisi jalan spiritual hanya diketahui orang-orang yang telah berjalan di sepanjang jalan itu. Mereka tahu bahwa jalan kebenaran dan diskriminasi (Sathya dan Viveka) mengarah kepada Tuhan (Paramatma). Mereka yang belum menginjak jalan itu dan mereka yang tidak menyadari keberadaannya tidak bisa menjelaskannya kepada diri sendiri atau orang lain. (Prema Vahini, Ch 14)
-BABA
No comments:
Post a Comment