The entire Universe is suffused with Divinity. Since your mind is steeped in Prakruthi (worldly objects) you are not able to see Paramatma (Divine). Just as when you focus your attention at a necklace, you shut your eyes to what it is made of, similarly as long as you look at the world with a materialistic attitude, Divinity shuts itself off from us. Once you gaze at the world with a divine attitude you see only Divinity. Who are the thieves that steal from every human being their peace and joy? They are the thieves of desire, pride, greed, infatuation, anger and jealousy, who rob a man of all his riches. But the worst of all thieves who inflicts the worst damage is matsarya (envy). We must win over our internal enemies and turn our gaze to Divinity who pervades the entire Universe.
Seluruh Alam semesta diliputi dengan Divinity. Karena pikiranmu tenggelam dalam Prakruthi (objek-objek duniawi) engkau tidak dapat melihat Paramatma (Tuhan). Sama seperti ketika engkau memusatkan perhatian pada kalung, engkau menutup matamu, terbuat dari apa kalung tersebut, demikian juga selama engkau melihat dunia dengan sikap materialistis, Divinity menutup diri dari kita. Setelah engkau menatap dunia dengan sikap ilahi, maka engkau hanya melihat Divinity. Siapakah pencuri yang mencuri kedamaian dan sukacita pada setiap manusia? Pencuri itu adalah keinginan, kebanggaan, keserakahan, kegila-gilaan, kemarahan, dan cemburu, yang merampok manusia dari segala kekayaannya. Tetapi yang terburuk dari semua pencuri yang menimbulkan kerusakan terburuk adalah matsarya (iri hati). Kita harus menang atas musuh internal kita dan mengubah pandangan kita menuju Divinity yang meliputi seluruh alam semesta. (Summer Showers in Brindavan 1993, Ch 6)
-BABA
No comments:
Post a Comment