People may have performed a variety of Vedic rites and sacrifices; they might even expound the contents of vedas and scriptures; they may be endowed with prosperity, own vast wealth and heaps of grain. But without moral character, they cannot earn a place in the Kingdom of God. Virtues are the most effective means for purifying the inner consciousness, for they prompt the person to discover what to do and how to do it. Only those who have earned good destiny can claim their excellence in discrimination. Adherence to virtues and discrimination is the raft that will ferry you across the ocean of flux and fear (bhava sagara). The person of virtues is automatically granted a place in the Kingdom of the Liberated. Whatever residual activity the virtuous person is engaged in, the impact of that activity will not impinge them. They will merge in Brahman, the embodiment of Supreme Bliss.
Orang-orang mungkin telah melakukan berbagai ritual Weda dan pengorbanan; mereka bahkan mungkin menjelaskan isi Weda dan berbagai kitab suci; mereka dapat diberkati dengan kemakmuran, kekayaan, dan bertumpuk-tumpuk beras. Tetapi tanpa karakter yang baik, mereka tidak bisa mendapatkan tempat di Kerajaan Tuhan. Kebajikan adalah cara yang paling efektif untuk memurnikan kesadaran batin, karena mereka mendorong orang untuk menemukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Hanya mereka yang telah mendapatkan takdir yang baik dapat menyatakan keunggulan mereka dalam diskriminasi. Kepatuhan terhadap kebajikan dan diskriminasi adalah rakit yang akan mengangkutmu melintasi lautan perubahan yang terus-menerus dan ketakutan (bhava sagara). Orang dengan sikap yang baik secara otomatis diberikan tempat di Kerajaan Tuhan dan dibebaskan. Apapun sisa aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang baik, dampak dari kegiatannya tidak akan melanggar mereka. Mereka akan menyatu dengan Brahman, perwujudan Kebahagiaan Tertinggi. (Sutra Vahini, Ch 1)
-BABA
No comments:
Post a Comment