Sunday, March 15, 2015

Thought for the Day - 15th March 2015 (Sunday)

All action (karma) done for the sake of three goals viz. to leverage the Universe for the worship of the Lord, to establish peace and justice in society, and to control and coordinate the functions of the body, is sacrifice. The first is called a holy, sacrificial ritual (yajna); the second, charity (dhana); the third, penance (tapas). All human acts must subserve these three needs, and an ethical life is the foundation for attaining that stage. This ethical life is based upon discrimination between truth and falsehood. Just as the pearl is retained while the shell is discarded, the essence that is Truth must be accepted and the nonessential rejected. For this, individual exertion and divine grace, both should be present. One should also constantly practice the great lesson that the body and the Atma are separate. This is a highly beneficial exercise. Such discrimination is necessary for secular as well as spiritual life.
Semua tindakan (karma) dilakukan demi tiga tujuan yaitu untuk memanfaatkan alam semesta untuk memuja Tuhan, untuk membangun kedamaian dan keadilan di masyarakat, dan untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan fungsi badan yaitu pengorbanan. Yang pertama disebut suci, ritual pengorbanan (yajna); kedua, amal (dhana); ketiga, penebusan dosa (tapas). Semua tindakan manusia harus mengabdi pada tiga kebutuhan tersebut, dan kehidupan yang beretika adalah pondasi untuk mencapai tahapan itu. Kehidupan yang beretika ini didasarkan pada diskriminasi antara kebenaran dan kepalsuan. Sama halnya dengan mutiara dipertahankan sementara kerangnya dibuang, esensinya adalah kebenaran harus diterima dan yang tidak esensial ditolak. Untuk ini, usaha individu dan rahmat Tuhan, keduanya harus ada. Seseorang juga harus terus berlatih pelajaran besar bahwa badan dan Atma terpisah. Inilah latihan yang sangat menguntungkan. Diskriminasi tersebut diperlukan untuk kehidupan sekuler serta kehidupan spiritual. (Prema Vahini, Ch 1)

-BABA

No comments: