Today whatever good work we undertake in the world is being done in a casual manner without understanding its significance and imprinting its essence in our hearts. In the worldly aspect, we do several things either to attain a high position or reputation, or just for the sake of exhibition or in the hope of some material gain. Such types of effort are temporal and will yield only transitory benefits. Of the many things that we do daily, those intended to attain self-satisfaction are very few. Self-satisfaction will result only when we have confidence in our own Self. When there is Self-confidence and Self-satisfaction, you will be able to do Self-sacrifice, resulting in Self-realisation. Thus, immortality is the result of sacrifice (tyaga). It is for this reason that all the yajnas and other rituals in this country have been intended to symbolise sacrifice. They have a definite purpose of promoting divine strength.
Hari ini apapun pekerjaan yang baik yang kita lakukan di dunia ini, dilakukan sambil lalu tanpa memahami maknanya dan penanaman esensinya dalam hati kita. Dalam aspek duniawi, kita melakukan beberapa hal baik untuk mencapai posisi tinggi atau reputasi, atau hanya untuk kepentingan pertunjukan atau dengan harapan beberapa keuntungan materi. Usaha yang temporal seperti itu akan menghasilkan manfaat hanya sementara. Dari sekian banyak hal yang kita lakukan sehari-hari, sangatlah sedikit yang dimaksudkan untuk mencapai kepuasan diri. Kepuasan diri didapatkan hanya ketika kita memiliki keyakinan dalam diri kita sendiri. Ketika ada percaya diri dan kepuasan diri, engkau akan dapat melakukan pengorbanan diri, sehingga tercapailah realisasi Atma. Dengan demikian, keabadian adalah hasil dari pengorbanan (tyaga). Inilah alasannya, semua Yajna dan ritual lainnya di negeri ini telah dimaksudkan untuk melambangkan pengorbanan. Mereka memiliki tujuan yang pasti untuk meningkatkan kekuatan ilahi. (Divine Discourse, Summer Showers in Brindavan 1974, Ch 1-13)
-BABA
No comments:
Post a Comment