The scriptures teach that all actions and activities must lead ultimately to non-attachment, for this is the best qualification for the development of the knowledge of Brahman. Of the three: devotion, wisdom, and renunciation (bhakti, jnana, and vairagya), devotion is the queen. The rules and rites are the maids-in-waiting; the queen treats her maids with kind consideration and favour, no doubt, but if the ceremonies, which are only “servants” and “aides”, disregard the queen, they should be mercilessly dismissed. All the formalities and rituals in the temples must therefore subserve the glorification of the queen, which is devotion; this is the sum and substance of the dharma that must direct and govern all temples. Only then can individuals reach the goal.
Naskah suci mengajarkan bahwa semua perbuatan dan aktifitas harus menuntun pada akhirnya yaitu tanpa keterikatan, karena ini adalah kualifikasi yang terbaik dalam mengembangkan pengetahuan Brahman. Dari ketiganya yaitu: bhakti, kebijaksanaan, dan pelepasan ikatan duniawi (bhakti, jnana, dan vairagya), bhakti adalah sebagai ratunya. Aturan dan ritual adalah pelayan yang sedang menunggu; ratu memperlakukan pelayannya dengan perhatian dan dukungan yang baik, tidak diragukan, namun jika dalam upacara, dimana hanya “pelayan” dan “pembantu”, yang mengesampingkan sang ratu, maka mereka seharusnya tanpa ampun untuk dipecat. Semua formalitas dan ritual di tempat suci harus membantu kemuliaan sang ratu, yaitu bhakti; ini adalah point pokok dari dharma yang harus mengarahkan dan mengatur semua tempat suci. Hanya dengan demikian individual dapat mencapai tujuan. [Dharma Vahini, Ch 10]
-BABA
No comments:
Post a Comment